REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Di antara banyak ulama di Nusantara, Kholil dari Bangkalan merupakan seorang cendekiawan yang unik. Banyak orang menyebutkanya syaikhona yang berarti guru kita. Maksudnya, Kholil memang menjadi guru banyak ulama di negeri ini. Bahkan bukan sekadar memiliki kapasitas keilmuan yang tinggi, muridnya juga menjadi pejuang hebat yang memerdekakan negeri ini. Karena itu jasanya mendidik bangsa ini sangatlah besar.
Pemerintah Provinsi Jawa Timur menggelar pameran naskah atau manuskrip kuno karya ulama Nusantara untuk meramaikan peringatan Haul Akbar 100 Tahun Syaikhona Kholil Bangkalan.
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa dalam keterangan diterima di Surabaya, Sabtu mengatakan, pameran tersebut menegaskan komitmen pemerintah provinsi dalam melestarikan manuskrip kuno karya ulama Nusantara, khususnya dari Jatim, sebagai bagian dari upaya menjaga warisan intelektual bangsa.
"Haul 100 tahun ini menjadi momen penting untuk melakukan tafakkur dan menelusuri kembali jejak perjuangan Syaikhona Kholil. Melalui pameran ini, kita dapat membaca dan meneladani sejarah keilmuan beliau," ujar Khofifah.
Dalam kesempatan tersebut, turut diluncurkan kitab Ta’limus Shibyan karya Syaikhona Kholil serta digelar seminar memorial satu abad tokoh ulama kharismatik asal Bangkalan tersebut.
Menurut Khofifah, Syaikhona Kholil bukan hanya sosok ulama besar yang membentuk peradaban Islam di Nusantara, tetapi juga meninggalkan warisan keilmuan dalam bentuk manuskrip dan taqrirat bernilai tinggi. "Melalui manuskrip-manuskrip ini, kita menghidupkan kembali semangat keilmuan ulama Nusantara," katanya.