REPUBLIKA.CO.ID, JALUR GAZA -- Federasi Internasional Palang Merah dan Bulan Sabit Merah (IFRC) mengaku sangat marah atas gugurnya delapan petugas medis saat bertugas di Rafah di Gaza selatan.
Menurut IFRC tim ambulans yang beranggotakan sembilan orang itu diserang dengan hebat di al-Hashashin pada 23 Maret. Jenazah mereka baru ditemukan pada Ahad (30/1/2024). setelah akses ditolak selama seminggu. Adapun Seorang petugas medis masih hilang.
Seperti dilansir BBC, Masyarakat Bulan Sabit Merah Palestina (PRCS) mengatakan bahwa jenazah staf mereka ditemukan bersama dengan enam anggota badan pertahanan sipil yang dikelola Hamas di Gaza dan satu karyawan PBB.
Mereka tidak mengatakan siapa yang menembaki konvoi itu - tetapi Hamas menyalahkan Pasukan Pertahanan Israel atas serangan itu.
Organisasi tersebut mengidentifikasi mereka yang terbunuh sebagai petugas ambulans Mostafa Khufaga, Saleh Muamer dan Ezzedine Shaath, dan relawan penanggap pertama Mohammad Bahloul, Mohammed al-Heila, Ashraf Abu Labda, Raed al-Sharif dan Rifatt Radwan.
Ditambahkannya bahwa petugas ambulans Assad Al-Nassasra masih hilang. "Saya patah hati. Para pekerja ambulans yang berdedikasi ini menanggapi orang-orang yang terluka. Mereka adalah pekerja kemanusiaan," kata Sekretaris Jenderal IFRC Jagan Chapagain.
"Mereka mengenakan lambang yang seharusnya melindungi mereka; ambulans mereka ditandai dengan jelas.
"Bahkan di zona konflik yang paling kompleks, ada aturan. Aturan Hukum Humaniter Internasional ini tidak bisa lebih jelas lagi – warga sipil harus dilindungi; pekerja kemanusiaan harus dilindungi. Layanan kesehatan harus dilindungi."
IDF belum memberikan komentar secara terbuka atas pernyataan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah.
Kantor berita AFP melaporkan bahwa pada Sabtu militer Israel mengakui telah menembaki ambulans di Gaza selatan pekan lalu setelah mengidentifikasi mereka sebagai 'kendaraan mencurigakan'.
View this post on Instagram