REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Menjelang libur Lebaran 2025, kesiapan tempat usaha di daerah tujuan wisata dalam menyediakan lahan parkir yang memadai dinilai menjadi krusial. Antisipasi lonjakan kendaraan wisatawan memerlukan perencanaan matang.
Pengelola tempat wisata maupun tempat usaha dipandang perlu mengidentifikasi area potensial untuk dijadikan lahan parkir sementara. "Kami mengimbau kepada para pelaku maupun pengelola tempat wisata harus menyiapkan kantong parkir untuk (kendaraan) wisatawan," kata Dirlantas Polda Jawa Timur Kombes Pol Komarudin di Kabupaten Malang, Jawa Timur, Kamis (27/3/2025).
Komarudin menyebut ketersediaan lahan parkir merupakan sarana penting untuk mengantisipasi pembeludakan kendaraan wisatawan yang mampu memperbesar potensi kemacetan di suatu daerah wisata. "Tadi dilaporkan ada beberapa hotel yang memang kamarnya banyak, tapi parkirnya sedikit," kata dia.
Maka dari itu, dia menyatakan jika fasilitas parkir adalah hal penting yang tidak boleh diabaikan keberadaannya. "Ini yang terus kami upayakan sehingga diharapkan situasi lalu lintas tetap normal dan bisa terus dipertahankan," ujarnya.
Meski begitu, Komarudin menyebut kepolisian di masing-masing daerah telah diminta untuk menyusun strategi penanganan kepadatan arus lalu lintas, seperti pengalihan, contraflow atau lawan arus terbatas, maupun satu lajur. Serangkaian strategi itu akan diterapkan apabila eskalasi yang muncul sudah dikategorikan tinggi.
"Tetapi kalau memang tidak diperlukan maka kami tidak akan melakukan itu," kata dia.
Terkait prediksi jumlah kendaraan yang masuk ke Jawa Timur selama berlangsungnya arus mudik Lebaran 2025 berkisar di angka 16 persen dari 52 persen total pergerakan penduduk. "Ini juga membuat seluruh petugas yang terlibat operasi harus ekstra untuk mempersiapkan diri sehingga konsep mudik aman keluarga nyaman bisa terwujud," ujarnya.
Dia mengatakan selama masa mudik, libur, dan arus balik Lebaran 2025 para pengendara tetap memperhatikan titik lelah, termasuk di jalan tol yang ada di wilayah Jawa Timur. "Ada sembilan titik lelah, empat diantaranya ada di jalan tol. Mengingat mudik ada yang dari Jakarta maupun Sumatra masuk ke Jawa Timur akan cukup riskan jika tidak memperhatikan," kata Komarudin.