Ahad 23 Mar 2025 17:56 WIB

Demonstrasi Meluas di Berbagai Wilayah Israel, Desak Netanyahu Hentikan Serangan ke Gaza

Salah satu demonstrasi terbesar berlangsung di Lapangan Habima di pusat Tel Aviv.

Orang-orang mengambil bagian dalam protes menentang Perdana Menteri Benjamin Netanyahu di Tel Aviv, Israel, Sabtu, 22 Maret 2025.
Foto: AP Photo/Ohad Zwigenberg
Orang-orang mengambil bagian dalam protes menentang Perdana Menteri Benjamin Netanyahu di Tel Aviv, Israel, Sabtu, 22 Maret 2025.

REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV -- Puluhan ribu orang Israel berdemonstrasi pada Sabtu (23/3/2025) untuk menuntut diakhirinya perang di Gaza demi melindungi nyawa sandera Israel. Massa juga menolak pemecatan kepala Shin Bet, Ronen Bar.

Media Israel, termasuk surat kabar Yedioth Ahronoth, Channel 12, dan penyiar publik KAN, melaporkan bahwa para pengunjuk rasa turun ke jalan di seluruh negara untuk menekan pemerintah kepala otoritas Israel Benjamin Netanyahu agar menghentikan operasi militer di Gaza di tengah kekhawatiran terhadap para sandera.

Baca Juga

Salah satu demonstrasi terbesar berlangsung di Lapangan Habima di pusat Tel Aviv. Di Yerusalem Barat, para pengunjuk rasa menggelar aksi menentang niat pemerintah untuk memecat Bar dan melanjutkan perang di Gaza, dengan alasan hal itu membahayakan nyawa para sandera.

Para demonstran memblokir jalan dengan kendaraan, termasuk di Lapangan Paris dekat kediaman Netanyahu, menurut KAN. Polisi turun tangan dan melakukan sejumlah penangkapan. Protes serupa juga dilaporkan di Haifa di utara dan Beersheba di selatan.

Netanyahu mengatakan pada Sabtu bahwa Bar tidak akan tetap menjadi kepala badan keamanan Shin Bet, meskipun Mahkamah Agung memutuskan untuk menangguhkan pemecatannya. Sebelumnya pada Jumat (22/3/2025), Pemerintahan Netanyahu memutuskan untuk mengakhiri masa jabatan Bar yang berlaku efektif pada 10 April, kecuali pengganti permanen ditunjuk sebelum tanggal tersebut.

Namun, Mahkamah Agung kemudian mengeluarkan perintah sementara yang membekukan keputusan tersebut hingga memutuskan untuk banding, dengan sidang akhir dijadwalkan paling lambat 8 April. Bar telah mengisyaratkan adanya motif politik di balik pemecatannya, menyatakan bahwa keputusan Netanyahu berasal dari penolakannya untuk menunjukkan “loyalitas” kepada Netanyahu.

 

 
 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Republika Online (@republikaonline)

 

sumber : Antara, Anadolu, Sputnik-OANA
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement