REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Iran mengecam keras serangan mematikan AS di Yaman. Teheran menggambarkan serangan terbaru itu sebagai ancaman besar bagi perdamaian regional dan global.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Esmaeil Baqaei menggambarkannya sebagai pelanggaran terang-terangan terhadap Piagam PBB dan mendesak Dewan Keamanan PBB untuk mengambil tindakan.
"Serangan itu merupakan ancaman besar bagi perdamaian dan keamanan regional dan internasional," katanya dalam sebuah pernyataan pada Ahad (17/3/2025) seperti dilansir RT.
Presiden AS Donald Trump sebelumnya memerintahkan 'tindakan militer yang kuat' terhadap militan Houthi di Yaman pada Sabtu. Trump menuduh mereka melancarkan kampanye pembajakan, kekerasan, dan terorisme yang tak henti-hentinya terhadap kapal, pesawat, dan pesawat nirawak Amerika dan negara lain.
Kelompok itu, yang secara resmi dikenal sebagai gerakan Ansar Allah, telah menguasai sebagian besar wilayah Yaman, termasuk ibu kota Sanaa, sejak pertengahan 2010-an.
Serangan AS menewaskan sedikitnya 53 orang dan menyebabkan hampir 100 orang terluka. Namun, tingkat kerusakan yang dialami kelompok itu sendiri belum jelas.
Penasihat keamanan nasional Trump, Mike Waltz, mengklaim serangan itu menghantam banyak pemimpin Houthi dan melumpuhkan mereka.
View this post on Instagram