REPUBLIKA.CO.ID, SANAA – Puluhan orang tewas dan terluka menyusul agresi terbaru Amerika Serikat (AS) di Yaman, yang menargetkan para migran di pusat penahanan Saada, Senin. Insiden ini menyusul kian gencarnya militer AS melancarkan serangan ke Yaman dengan dalih melemahkan kelompok Houthi.
Menurut Almayadeen, pesawat AS mengebom gedung pusat penahanan migran ilegal Afrika di dalam Lembaga Pemasyarakatan Saada, menyebabkan puluhan orang tewas dan terluka. Beberapa dari mereka yang tewas dipindahkan ke rumah sakit di wilayah tersebut, sementara tim keamanan dan paramedis terus melakukan upaya penyelamatan dan pertolongan pertama bagi korban luka.
TV Al Masirah yang berafiliasi dengan Houthi mengatakan penjara tersebut menampung 115 narapidana. Serangan itu dilaporkan menewaskan sedikitnya 68 orang. Sedangkan 50 lainnya terluka dan telah dipindahkan ke rumah sakit untuk perawatan. Sebagian besar cedera mereka kritis. Badan resmi Saba Yaman, mengutip sumber keamanan, mengatakan ada puluhan korban dan tim penyelamat telah memadamkan api akibat pemboman tersebut.
Rumah sakit di Saada berjuang untuk menampung sejumlah besar orang yang terluka, karena jumlah korban pembantaian Saada terus meningkat. Tim medis bekerja di bawah tekanan yang sangat besar, dengan sumber daya yang terbatas, untuk merawat mereka yang terkena dampak serangan udara tersebut.
"Kami menyaksikan pembantaian baru di Saada, sebuah bukti tingkat kriminalitas Amerika, kebingungannya, dan kegagalan besarnya," sumber lokal mengatakan kepada Almayadeen.

Sumber tersebut menekankan skala kehancuran dan kerugian yang disebabkan oleh serangan terbaru ini. Sebelum serangan terhadap Saada, serangan udara AS di Yaman menargetkan distrik Bart al-Anan di provinsi al-Jawf dengan empat serangan berturut-turut.
AS menggencarkan serangan ke Houthi setelah Israel secara sepihak membatalkan gencatan senjata di Gaza Maret lalu. Atas tindakan Israel itu, kelompok Houthi melanjutkan blokade terhadap kapal-kapal menuju Israel di Laut Merah yang akhirnya ditanggapi AS dengan serangan ke Yaman.
Kementerian Kesehatan Yaman melaporkan pada Ahad bahwa 12 orang, termasuk dua wanita dan tiga anak, tewas dan terluka akibat agresi AS di ibu kota, Sanaa, malam sebelumnya.
Serangan itu menyasar Thaqban di distrik Bnai al-Harith setelah daerah tersebut diserang beberapa kali oleh pesawat AS. Pesawat tempur AS telah melancarkan enam serangan udara terhadap Jabal al-Aswad di distrik Harf Sufyan, yang terletak di provinsi Amran, sebelah utara ibu kota Yaman, Sanaa. Dalam serangan terpisah, tiga serangan udara AS menargetkan distrik Kitaf di bagian timur provinsi Saada, Yaman utara.

Menurut Kementerian Kesehatan Yaman, dua warga sipil menjadi martir dan seorang lainnya terluka menyusul serangan udara AS pada Sabtu malam. Serangan tersebut menargetkan sebuah rumah tinggal di lingkungan 14 Oktober, yang terletak di distrik Al-Sabain, selatan Sanaa.
Kementerian lebih lanjut melaporkan bahwa sembilan warga sipil, termasuk dua wanita dan tiga anak-anak, terluka setelah serangan udara AS menghantam daerah pemukiman di sebelah barat al-Rawda di distrik Bani al-Harith, di utara ibu kota. Kementerian mengutuk serangan tersebut, yang terus membahayakan nyawa warga sipil di tengah agresi yang sedang berlangsung.
Meskipun terjadi agresi brutal, militer AS belum mendapatkan superioritas udara atas Angkatan Bersenjata (YAF) di Yaman, meskipun serangan udara sedang berlangsung, Fox News melaporkan pada hari Jumat, mengutip para pejabat AS. YAF terus berhasil menembak jatuh drone MQ-9 Reaper yang bernilai tinggi, sehingga sangat menghambat operasi AS.
Sejak 3 Maret, YAF telah berhasil menjatuhkan setidaknya tujuh drone MQ-9, sehingga membatasi kapasitas AS untuk melakukan pengawasan, penilaian medan perang, dan menargetkan pemimpin utama pemberontak, CNN melaporkan, mengutip beberapa pejabat AS. Para pejabat mencatat bahwa Angkatan Bersenjata Yaman menjadi semakin terampil dalam menargetkan drone-drone ini, sehingga semakin mempersulit operasi AS.