Ahad 16 Mar 2025 06:52 WIB

Bela Israel, AS Bombardir Yaman dan Bunuh 19 Orang

Houthi mengancam Israel sehubungan blokade Gaza.

Asap mengepul dari lokasi yang dilaporkan terkena serangan udara AS di Sanaa, Yaman, Sabtu, 15 Maret 2025.
Foto: AP Photo/Osamah Abdulrahman
Asap mengepul dari lokasi yang dilaporkan terkena serangan udara AS di Sanaa, Yaman, Sabtu, 15 Maret 2025.

REPUBLIKA.CO.ID,SANAA – Kementerian Kesehatan Houthi mengatakan bahwa sedikitnya 19 orang meninggal dan sembilan orang lainnya terluka dalam serangan AS di ibu kota Yaman, Sanaa. Serangan itu dilancarkan AS untuk membela sekutunya Israel yang diancam Houthi di Laut Merah karena menghentikan pasokan bantuan ke Gaza dua pekan belakangan.

Dalam sebuah pernyataan di platform media sosialnya, Truth Social, Presiden AS Donald Trump mengatakan militer AS telah melancarkan “aksi militer yang tegas dan kuat” terhadap Houthi di Yaman. “Mereka terus melancarkan kampanye pembajakan, kekerasan, dan terorisme terhadap kapal-kapal Amerika, serta kapal-kapal lain, pesawat terbang, dan drone,” kata Trump. 

Dia mengatakan pemberontak Houthi telah menargetkan kapal, pesawat, tentara, dan sekutu AS. “Serangan Houthi terhadap kapal-kapal Amerika tidak akan ditoleransi,” kata presiden. “Kami akan menggunakan kekuatan mematikan yang luar biasa sampai kami mencapai tujuan kami,” tambah Trump. 

Serangan yang terjadi – yang menurut seorang pejabat akan berlangsung berhari-hari atau mungkin berminggu-minggu – merupakan operasi militer AS terbesar di Timur Tengah sejak Trump menjabat pada bulan Januari. Hal ini terjadi ketika Amerika Serikat meningkatkan tekanan sanksi terhadap Teheran sambil mencoba membawanya ke meja perundingan mengenai program nuklirnya.

Kelompok Houthi sebelumnya mengatakan mereka akan menyerang kapal mana pun yang melanggar larangan kelompok tersebut terhadap kapal Israel yang melewati Laut Merah dan Laut Arab, Selat Bab al-Mandeb, dan Teluk Aden. Pemimpin Houthi mengatakan kelompoknya melanjutkan operasi angkatan lautnya melawan Israel karena negara tersebut tidak mencabut blokade bantuan ke Gaza dalam batas waktu empat hari yang ditetapkan oleh kelompok tersebut.

Kelompok Houthi menyebut serangan AS di Yaman sebagai “agresi terang-terangan”. “Serangan AS di Yaman adalah agresi terang-terangan terhadap negara merdeka dan mendorong entitas musuh Israel untuk melanjutkan pengepungan yang tidak adil terhadap Gaza,” kata juru bicara kelompok tersebut. 

photo
Peta Laut Merah - (AP Photo)

“Apa yang diklaim Presiden AS tentang ancaman terhadap navigasi internasional di Selat Bab al-Mandeb tidak benar dan menyesatkan opini publik internasional. Embargo maritim yang diumumkan oleh Yaman untuk mendukung Gaza hanya terbatas pada navigasi Israel sampai bantuan kemanusiaan dikirimkan kepada rakyat Gaza sesuai dengan perjanjian gencatan senjata antara perlawanan Palestina dan entitas musuh.” 

 

Juru bicara tersebut juga mengklaim bahwa serangan Houthi terhadap kapal-kapal yang terkait dengan Israel di Laut Merah “terjadi setelah batas waktu empat hari untuk menjadi mediator”. “Kami menegaskan bahwa navigasi internasional di Laut Merah akan tetap aman dari sisi Yaman, dan bahwa serangan AS adalah kembalinya militerisasi Laut Merah, dan ini merupakan ancaman nyata terhadap navigasi internasional di wilayah tersebut,

” tambahnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement