REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Artificial intelligence (AI/kecerdasan buatan) menjadi tren kehidupan masa kini. Penggunaannya berlangsung dalam berbagai bidang kehidupan. Saat ini AI digunakan untuk mendapatkan informasi, ekonomi, dan banyak hal.
Pendidikan pun kini dikembangkan dengan AI. Peserta didik dan guru sama-sama memanfaatkan AI untuk pembelajaran cepat dan komprehensif. Guru mengarahkan anak bagaimana belajar menggunakan AI sehingga mereka cepat dan terarah mencapai tujuan pembelajaran.
Ketua Dewan Guru Besar Universitas Indonesia (DGB UI) Prof Harkristuti Harkrisnowo menilai edukasi tentang penggunaan generatif Artificial Intelligence (AI) penting dilakukan karena teknologi AI di satu sisi membawa potensi positif bagi kegiatan akademis, tetapi di sisi lain perlu diwaspadai.
"Generative AI menjadi alat luar biasa yang menghadirkan banyak peluang untuk meningkatkan pembelajaran, penelitian, serta kegiatan akademis lainnya," kata Harkristuti di kampus UI Depok, Rabu.
Namun kata dia, sebagaimana teknologi canggih lainnya, teknologi ini harus memiliki pertimbangan yang cermat dan penerapan yang bertanggung jawab, serta tidak melanggar nilai-nilai etis.
Guru Besar Fakultas Ilmu Komputer Prof Wisnu Jatmiko menambahkan AI yang awalnya mampu memprediksi, mengklasifikasi, dan mengelompokkan data, kini berkembang menjadi generatif AI yang dapat menghasilkan konten baru selevel dengan konten yang telah ada.
Di dunia pendidikan, teknologi AI dapat mempermudah dalam meringkas teks/tulisan, membantu menerjemahkan bahasa (translate), serta memberikan jawaban meski harus diverifikasi dengan data yang valid.
GSIS 2025
PT Reformasi Generasi Indonesia (REFO) menggelar G-Schools Indonesia Summit (GSIS) 2025. Dihadiri lebih dari 300 peserta yang terdiri dari pemimpin, pengambil keputusan, pendidik, dan influencer dari sekolah-sekolah dengan pembelajaran berbasis teknologi Google di seluruh Indonesia, GSIS 2025 diadakan pada Sabtu, 8 Maret 2025, pukul 8.00 - 17.00 WIB di IPEKA BSD, Tangerang, Banten, yang merupakan Sekolah Rujukan Google pertama di Asia Tenggara.
Kehadiran AI dalam lanskap pendidikan telah mengubah segalanya. Peluang sekaligus tantangan pun muncul bersamanya. REFO terus menggaungkan tentang AI dengan menginisiasi berbagai program dan acara. Salah satunya adalah G-Schools Indonesia Summit (GSIS), acara tahunan yang hadir dengan tema-tema edukasi seputar pendidikan.
Tahun ini, mengangkat tema “AI: The New Frontier In Education”, GSIS 2025 mengajak seluruh insan pendidikan di Indonesia untuk mengeksplorasi lebih jauh implementasi praktis AI, menembus batasan-batasan yang sudah ada dan membuka batasan-batasan baru mengenai apa yang mungkin dilakukan dengan AI dalam konteks pendidikan, sehingga dapat memberikan dampak langsung bagi sekolah.
GSIS 2025 juga berfokus pada pembelajaran STEM, pendekatan holistik dan interdisipliner yang bertujuan untuk membekali siswa dengan kemampuan beradaptasi, berinovasi, berpikir kritis, dan memecahkan masalah dengan cara yang bijak dan kreatif. Hal ini selaras dengan imbauan pemerintah untuk fokus pada pembelajaran STEM, demi menghasilkan generasi yang menguasai teknologi, siber, dan AI.