REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Selebaran ajakan carok Madura di Yogyakarta yang menantang kelompok Papua di kota tersebut memicu keresahan. Polisi menyebut konflik itu hanya kelompok tertentu saja, bukan etnis secara keseluruhan.
Kendati demikian Gubernur Sri Sultan Hamengku Buwono X angkat bicara soal ketegangan tersebut. Sultan menyebut, sudah ada dua keputusan penting sebagai langkah jangka pendek untuk meredakan situasi.
Pertama, Sultan meminta agar warung-warung di Yogyakarta mencantumkan tulisan "bayar tunai" dalam transaksi jual beli. Selain itu, kata Sultan, juga tidak perlu ada tulisan “Boleh Berbelanja Selain Papua” yang dipampang di warung-warung Madura."
Kedua, Sultan meminta agar pihak berwenang memproses hukum setiap tindakan pemaksaan atau kekerasan yang terjadi. Dengan langkah ini, katanya, diharapkan dapat meredam dan mengantisipasi kejadian yang tidak diinginkan.
Sekadar gambaran, carok di Madura seperti telah menjadi salah satu tradisi untuk mempertahankan harkat atau muruah harga diri seseorang. Seperti soal pelecehan hingga sengketa tanah.Meski di lapangan, carok juga terkadang terjadi karena urusan sepele. Berikut sejumlah kasus carok yang sempat jadi perhatian publik dihimpun dari berbagai sumber.
1. Juni 2024
Kasus carok terjadi di Desa Tanah Merah Laok, Kecamatan Tanah Merah, Bangkalan, Madura. Perkara ini melibatkan keponakan dan pamannya. Carok diduga dipicu oleh masalah keluarga. Insiden berdarah ini menewaskan si keponakan di tangan sang paman.
2. Januari 2024
Empat orang tewas dalam kejadian ada carok yang terjadi pada 12 Januari 2024 silam. Kasat Reskrim Polres Bangkalan, AKP Heru Cahyo Seputro menjelaskan kronologi dari peristiwa perkelahian dengan menggunakan senjata tajam atau carok yang terjadi di Desa Banyu Anyar, Kecamatan Tanjung Bumi, Kabupaten Bangkalan, Madura, Jawa Timur.
Heru mengungkapkan, peristiwa tersebut bermula ketika HB (40) tengah nongkrong sendirian di pinggir jalan desa, sembari bersiap-siap untuk menghadiri acara tahlilan. Dari arah selatan tiba-tiba melintas kencang sepeda motor yang dikendarai MT dan MR.
Merasa terganggu, HB menegur keduanya. Tak terima ditegur, MT dan MR pun menghentikan laju sepeda motornya lalu menghampiri HB. MT pun membentak dan memukul bagian wajah HB, sementara MR memegang tubuh HB. Karena tubuhnya dipegangi MR, HB tak bisa melawan.
"HB kemudian pulang sambil menantang duel. Ia meminta MT dan MR menunggu di lokasi sambil bilang tunggu di sini, lalu pulang," kata Heru, Ahad (14/1/2024).
Di tengah perjalanan pulang, HB bertemu dengan adiknya, MN (35). Ia pun mengajak sang adik ikut sambil menceritakan dirinya habis dipukul MT dan MR. HB dan MN pulang mengambil celurit dan kemudian kembali ke lokasi. Selain MR dan MT, ternyata di lokasi juga sudah ada dua temannya, yakni NJ dan H.
Sesampainya di lokasi, HB dan MN langsung menyerang MT dan kawan-kawan dengan celurit. HB menyasar MT dan MR, sementara adiknya MN, menyerang NJ dan H. "Terjadilah duel carok dua lawan empat itu," ujar Heru.
Akibat perkelahian tersebut, lanjut Heru, MT, MR, NJ, dan H tumbang dengan luka bacok di sekujur tubuhnya. Bahkan mereka dinyatakan meninggal dunia di lokasi. Jenazah keempat korban kemudian dibawa ke RS Syarifah Ambami Rato Ebu Bangkalan untuk menjalani otopsi, sebelum dikembalikan ke keluarga.
Heru memastikan, pihaknya telah menangkap dan menetapkan tersangka HB dan MN atas kematian empat korban. Keduanya juga telah ditahan.
View this post on Instagram