Ahad 16 Feb 2025 10:38 WIB

Presiden Ukraina Zelenskyy Blokir Perjanjian Logam Langka dengan AS

Zelenskyy ingin memastikan sumber daya alam Ukraina tersedia untuk generasi mendatang

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy.
Foto: AP Photo/Alex Brandon
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy.

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy, Sabtu (15/2/2025), mengumumkan telah menghentikan pemerintahnya untuk menandatangani perjanjian dengan Amerika Serikat (AS) terkait logam langka. Zelenskyy mengungkapkan, perlindungan kepentingan nasional jadi alasan keputusannya.

Berbicara pada konferensi pers di Munchen, Jerman, Zelenskyy menekankan bahwa perjanjian yang diusulkan tidak sejalan dengan kepentingan rakyat Ukraina.

Baca Juga

Dalam wawancara dengan media AS pada Senin (10/2), Trump tidak mengesampingkan bahwa dia ingin "mengembalikan" semua dana yang dikeluarkan pemerintah AS untuk Ukraina, dengan menuntut kompensasi berupa logam tanah jarang Ukraina senilai senilai 500 miliar dolar (sekitar Rp 8.130 triliun).

"Sebagai presiden, saya memiliki tanggung jawab untuk memastikan kualitas dokumen ini. Itulah sebabnya saya tidak mengizinkan menteri untuk menandatangani perjanjian karena, menurut pendapat saya, itu belum siap," katanya.

Zelenskyy menekankan bahwa perjanjian tersebut harus menjamin investasi di Ukraina. Perjanjian itu juga harus memiliki kerangka hukum yang jelas terkait distribusi keuntungan serta hubungan antara eksploitasi logam langka dan jaminan keamanan bagi Ukraina.

"Kesepakatan itu saat ini tidak menguntungkan bagi kami. Tidak untuk kepentingan Ukraina yang berdaulat. Saya hanya seorang presiden; saya seorang manajer, dan setelah masa jabatan saya berakhir, akan ada manajer lain, dan sumber daya negara ini bukan milik saya, melainkan milik rakyat kami," tegasnya.

Zelenskyy menegaskan kembali komitmennya untuk memastikan bahwa sumber daya alam Ukraina tetap tersedia untuk generasi mendatang.

Dia juga mengundang perusahaan-perusahaan Amerika dan Eropa untuk berpartisipasi dalam operasi pertambangan, dengan menjanjikan hak eksklusif bagi mereka yang telah memberikan dukungan signifikan kepada Ukraina.

"Namun, itu bukan sesuatu yang saya ambil atau berikan begitu saja. Ini adalah hal yang sangat serius," tambahnya, seraya menegaskan bahwa dia tidak ingin sekadar menandatangani "kertas," melainkan "sebuah dokumen resmi".

Logam Tanah Jarang (LTJ) atau Rare Earth Element (REE) adalah mineral langka yang terdiri dari 17 unsur kimia. LTJ merupakan komoditas strategis yang sangat berharga karena digunakan dalam berbagai produk teknologi canggih.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement