REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sikap Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) terhadap konflik Ukraina-Rusia mulai terbelah. Menteri Pertahanan Jerman Boris Pistorius menyatakan, AS seharusnya tidak memberikan konsesi kepada Rusia yang mengenyampingkan Ukraina gabung NATO sebelum perundingan perdamaian dimula.
Boris Pistorius, yang tiba di pertemuan menteri pertahanan NATO di Brussels, menyuarakan rasa frustrasi Eropa setelah pernyataan Presiden AS Donald Trump yang siap berunding dengan Presiden Rusia, Vladimir Putin.
"Menurut saya, akan lebih baik untuk berbicara tentang kemungkinan keanggotaan NATO untuk Ukraina atau kemungkinan hilangnya wilayah di meja perundingan," kata Pistorius.
Pada Trump mengatakan bahwa ia telah berbicara dengan Putin selama lebih dari satu jam dan kedua negara akan memulai perundingan untuk mencoba mengakhiri perang Ukraina.
Pete Hegseth, Menteri Pertahanan AS, menambahkan bahwa 'tidak realistis' bagi Ukraina untuk memulihkan perbatasannya sebelum tahun 2014 dan bahwa Ukraina tidak akan diizinkan untuk bergabung dengan NATO.
Deklarasi sepihak tersebut memicu kekecewaan dan pertentangan di Eropa. Sekelompok negara terbesar – Inggris, Prancis, Jerman, Italia, Polandia, dan Spanyol – mengatakan semalam bahwa mereka siap untuk meningkatkan dukungan bagi Ukraina dan berkomitmen pada kemerdekaan, kedaulatan, dan integritas teritorial negara tersebut.
“Tujuan bersama kita adalah menempatkan Ukraina pada posisi yang kuat. Ukraina dan Eropa harus menjadi bagian dari setiap negosiasi. Ukraina harus diberikan jaminan keamanan yang kuat,” kata kelompok negara Weimar."
View this post on Instagram