REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pertahanan (Kemenhan) menjelaskan alasan pemerintah RI menggandeng Turki dalam produksi drone. Hal itu merespons kerja sama Republikorps dan Baykar dalam kerja sama pembuatan drone TB3 Bayraktar.
Kepala Biro Humas Infohan Kementerian Pertahanan (Kemenhan) Brigjen TNI Frega Ferdinand Wenas Inkiriwang menjelaskan, Kemenhan juga sudah meneken kontrak pembelian drone dari Baykar. Pertimbangan pembelian drone, selain harga lebih terjangkau dibandingkan negara lain, juga sesuai dengan kondisi geografis di Indonesia.
Baca: Prabowo Serahkan Senapan Serbu SS2-V4A2 Produksi Pindad ke Erdogan
"Dari sisi ekonomis harganya juga relatif lebih murah dibandingkan dari produksi negara-negara lain. Kemudian dari sisi taktis dan operasional, secara lintas medan, lintas cuaca, ini cocok juga untuk digunakan di Indonesia," ujar Frega di kantor Kemenhan, Jakarta Pusat, Jumat (14/2/2025).
Menurut Frega, pengadaan drone Bayraktar oleh Kemenhan sudah melalui kajian matang. Dia menjelaskan, pembelian drone dibutuhkan untuk membangun kekuatan pertahanan TNI.
Baca: Dibantu Rusia, Korut Produksi Drone Kamikaze pada Tahun Ini
Sementara itu, Frega menyebut, pembentukan joint venture antara Republikorp dan Baykar baru tahap nota kesepahaman (Mou). Karena itu, untuk pembangunan pabrik di Indonesia termasuk lokasinya juga akan dibicarakan lebih lanjut.
"Saya belum bisa memberikan banyak informasi, karena kemarin baru ditandatangani, tentunya kita akan mempedomani peraturan, regulasi yang ada, karena Kemhan ini juga tidak mungkin kita melakukan inisiatif sendiri," ucap Frega.