REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Kelenteng Sam Poo Kong sebagai salah satu destinasi wisata favorit di Kota Semarang menargetkan tingkat kunjungan wisatawan pada 2025 mencapai 600-700 ribu pelancong, atau kembali semula seperti sebelum pandemi COVID-19.
Ketua Yayasan Kelenteng Sam Poo Kong Semarang Mulyadi, di Semarang, Minggu, menyampaikan optimisme tercapainya target tingkat kunjungan wisatawan tersebut pada tahun ini.
"Tahun ini kami targetkan 600-700.000 wisatawan. Per tahun ya kami target, punya harapan bisa 'grow' ya," katanya.
Diakuinya, tingkat kunjungan wisatawan pada tahun lalu memang tidak terlalu besar karena bersamaan dengan tahun politik dengan penyelenggaraan pemilu dan pemilihan kepala daerah (pilkada).
Ia menyebutkan tingkat kunjungan wisatawan pada tahun lalu hanya mencapai 290.000 orang, padahal sebelum pandemi COVID-19 bisa di atas satu juta pelancong setiap tahun.
Menurut dia, jumlah wisatawan yang berkunjung ke Kelenteng Sam Poo Kong pada tahun lalu sebenarnya tidak berbeda jauh dibandingkan 2023, tetapi daya belinya yang menurun.
"Kalau untuk wisatawan tahun lalu itu jumlahnya memang tidak ada perubahan signifikan meningkat, ya, namun daya beli atau daya 'spend'-nya mereka di tempat wisata turunnya jauh," katanya.
Bahkan, kata dia, penurunan daya beli pelancong selama berwisata bisa mencapai 50 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
"Jadi, pengunjungnya tidak jauh berbeda, tapi yang mereka keluarkan di tempat kunjungan wisata itu turun jauh, turunnya mungkin bisa 50 persen. Itu yang sangat memberatkan untuk (pengelola, red.) destinasi wisata," katanya.
Sedangkan penyebab kurangnya tingkat kunjungan wisata pada tahun lalu, ia menilai tahun politik berdampak besar terhadap penyelenggara objek wisata.
"Kalau tahun lalu karena adanya pilpres, kan kami tidak ada even (Imlek, red.), terus Cap Go Meh-nya tidak ada even, kemudian karena itu masih masa pilpres, kemudian masuk pilkada. Ada masa tenang, tidak ada kegiatan dan masalahnya konsernya gratis semua," katanya.
Artinya, kata dia, penyelenggara kampanye, baik pada pilpres maupun pilkada berlomba-lomba menampilkan konser grup band maupun artis ibukota yang sifatnya gratis.
"Destinasi wisata yang biasa ngadain even-even itu enggak laku. Kenapa? Ya karena kayak (konser, red.) NDX A.K.A, Denny Caknan, dan siapa aja itu gratis semua," katanya.
Karena masyarakat sudah banyak diberikan tontonan gratis saat masa kampanye, kata dia, mereka sudah tidak haus lagi akan hiburan sehingga destinasi-destinasi wisata menjadi sepi.
"Tahun ini kami optimistis bakal lebih bagus. Makanya kami targetkan peningkatannya 100 persen. Karena sudah tidak ada yang gratis, berbayar semua tahun ini, kalau tahun lalu kan gratis semua," kata Mulyadi.