REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Kelompok Hamas menyerukan penyelidikan internasional atas tindak penyiksaan oleh Israel terhadap warga Palestina yang jenazahnya dikembalikan sebagai bagian kesepakatan gencatan senjata. Menurut Hamas, kondisi jenazah para warga Palestina dipulangkan dalam kondisi mengenaskan karena dipenuhi bekas luka.
"Pemandangan mengerikan pada jenazah para martir yang dikembalikan oleh pendudukan — tanda-tanda penyiksaan, penganiayaan, dan eksekusi di lapangan — dengan jelas mengungkapkan sifat kriminal tentara pendudukan," kata Hamas dalam sebuah pernyataan, dilaporkan laman Middle East Monitor, Jumat (17/10/2025).
Menurut Hamas, kondisi jenazah-jenazah tersebut menunjukkan runtuhnya moral dan kemanusiaan militer Israel. Selain itu, hal tersebut menegaskan sifat kriminal dan fasis dari pasukan Israel.
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Gaza mengungkapkan, sebanyak 120 jenazah warga Palestina diserahkan oleh Israel sebagai bagian dari kesepakatan pertukaran tahanan dengan sandera. Namun Kemenkes Gaza mengatakan, banyak jenazah yang dikembalikan Israel menunjukkan tanda-tanda luka bakar, pemukulan, pemborgolan, dan pembebatan mata.
Kemenkes Gaza meyakini, para warga Palestina tersebut disiksa sebelum dibunuh. Selain itu, Kemenkes Gaza mengatakan bahwa jenazah-jenazah tersebut dikembalikan tanpa identitas. Hal itu memaksa tim medis mengandalkan metode dasar dan manual untuk mengidentifikasi identitas mereka.
Guna membantu warga mencari kerabat mereka yang hilang, Kemenkes Gaza menerbitkan portal daring berisi gambar-gambar pilihan. Gambar yang diunggah diseleksi untuk menghormati martabat almarhum dan tidak melanggar privasi mereka.
Hamas mengatakan, penyiksaan yang dilakukan Israel terhadap warga Palestina yang jasadnya dikembalikan merupakan kejahatan keji setara genosida. "Pendudukan (Israel) tidak membedakan antara yang hidup dan yang mati di antara rakyat kami," ujar Hamas.
Hamas mendesak organisasi-organisasi hak asasi manusia (HAM) internasional, PBB, dan Dewan HAM PBB mendokumentasikan kejahatan-kejahatan tersebut. "Membuka penyelidikan yang mendesak dan komprehensif, dan membawa para pemimpin pendudukan ke pengadilan," kata Hamas.
Menurut organisasi the Palestinian National Campaign to Recover the Bodies of Martyrs and Uncover the Fate of the Missing, sebelum gencatan senjata di Gaza berlaku, Israel menahan 735 jenazah Palestina di tempat yang dikenal sebagai "kuburan angka".