Ahad 26 Jan 2025 14:03 WIB

Hujan Dapat Bawa Petaka Bagi Korban Kebakaran Los Angeles

Upaya pemulihan kebakaran Los Angeles masih jauh dari selesai.

Rep: Lintar Satria/ Red: Muhammad Hafil
Seseorang berjalan melalui lingkungan yang hancur akibat Kebakaran di bagian Pacific Palisades di Los Angeles, Jumat, 10 Januari 2025.
Foto: Foto AP/John Locher
Seseorang berjalan melalui lingkungan yang hancur akibat Kebakaran di bagian Pacific Palisades di Los Angeles, Jumat, 10 Januari 2025.

REPUBLIKA.CO.ID,LOS ANGELES -- Korban kebakaran hutan Los Angeles menghadapi tantangan baru. Warga khawatir dengan racun yang dibawa hujan pasca-kebakaran.

Salah satu warga di Pacific Palisades, Los Angeles, Shaun Kearney mengenakan kacamata renang, sarung tangan, masker dan sepatu bot saat menengok rumahnya. Kearney hendak menutup lubang di atap rumahnya karena khawatir hujan akan membawa racun dari asap kebakaran.

Baca Juga

Bahan kimia dari rumah dan mobil yang terbakar menjadi perhatian Kearney. Menurutnya butuh waktu bertahun-tahun baginya untuk bisa membangun kembali rumahnya.

Rumah-rumah di tempat tinggalnya dibangun pada tahun 1979. Ketika asbes masih bebas digunakan untuk konstruksi dan kini rumah-rumah itu sudah berubah menjadi abu.

"Meski rumah kami masih berdiri, jelas kami tidak bisa tinggal di sana, ini jauh lebih buruk dibanding saat mereka mulai membersihkan puing-puing, ini menjadi perhatian terbesar saya," kata CEO jenama pakaian milik Harry Styles, Pleasing, itu, Jumat (24/1/2025).

Kebakaran yang mulai terjadi pada 7 Januari dan menewaskan 28 orang belum sepenuhnya berhasil kendalikan. Kebakaran merusak atau menghancurkan hampir 16 ribu bangunan. Hujan akan membawa udara bersih dan membantu pemadaman. Tapi pihak berwenang khawatir hujan justru membawa tantangan baru.

"(Api) membakar rumah-rumah, kendaraan, barang elektronik, plastik, bahan kimia, furnitur, dan berbagai benda sehari-hari lainnya, menciptakan campuran racun yang berbahaya," kata anggota dewan Los Angeles Tracis Parks pekan ini.

 

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement