REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Mendukbangga) Wihaji mengungkapkan program Gerakan Orang Tua Cegah Stunting (Genting) sudah dirasakan oleh 34 ribu anak asuh. Adapun 7 ribu orang tercatat sebagai orang tua asuh.
"(Genting) adalah langkah konkret kita yang hari ini sudah dapat 34 ribu sekian anak asuh, atau keluarga risiko stunting yang kita bantu melalui orang tua asuh cegah stunting lalu ada 7 ribuan orang tua asuh," kata Wihaji, seusai kegiatan pelantikan di Kantor Kemendukbangga, Jakarta, Rabu (15/1/2025).
Wihaji menjamin program Genting tak membebani APBN karena mengandalkan kocek pribadi orang tua asuh. Program ini pun digerakkan atas dasar kesukarelaan.
"Kita punya Genting yang tidak mengganggu APBN, tetapi datanya jelas. Ada data Keluarga Risiko Stunting (KRS), kemudian untuk orang tua asuh cegah stunting itu berdasarkan nama, alamat, dan foto," ujar Wihaji.
Wihaji menyebut akan memantau program Genting yang telah berlangsung selama satu bulan. Wihaji berharap evaluasi itu dapat membuat Genting semakin optimal.
"Karena sudah satu bulan lebih kita monitoring, kita evaluasi. Kemudian kita bikin SOP-SOP yang nanti mempermudah dan memperlancar program tersebut," ujar Wihaji.
Wihaji juga mengeklaim Genting berjalan efektif di Bali. Anak asuh disana disebut Wihaji berat badannya mengalami kenaikan.
"Ada yang beratnya sudah naik di Bali yang kemarin saya kunjungi, salah satu risikonya kan itu, bagaimana kondisi berat badan dan tinggi badan," ujar Wihaji.
Wihaji mengklaim anak buahnya mengirimkan laporan secara rutin mengenai program Genting. Apalagi Kemendukbangga memang punya jangkauan dari tingkat pusat hingga RT/RW. Sehingga Wihaji optimistis program tersebut dapat berjalan maksimal lewat perbaikan demi perbaikan.
"Karena kalau program tanpa monitoring pasti gagal, ini harus saya monitoring, evaluasi, dan terus berjalan kita perbaiki step by step," ujar Wihaji.