Senin 06 Jan 2025 16:09 WIB

Beda Kata Kapolsek, Anak Korban: Polsek Cinangka Tolak Laporan Dalih Pistol Bohongan

Anggota yang berjaga justru meminta korba untuk mengejar mobil itu sendiri.

Aksi penembakan bos rental di Rest Area Tol Jakarta-Merak.
Foto: Tangkapan layar
Aksi penembakan bos rental di Rest Area Tol Jakarta-Merak.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anak bos rental mobil korban tewas kasus penembakan di Kilometer 45 Tol Tangerang-Merak, Rizky Agam (24), mengatakan bahwa anggota Polsek Cinangka, Polres Cilegon, menolak laporannya untuk mendampingi orang tuanya mengambil alih mobil dengan berdalih pistol pelaku adalah' bohongan'.

Hal itu berbeda dengan pengakuan dari Kapolsek Cinangka yang sebut bahwa alasan menolak karena mobil rental tak ada surat-surat. 

Baca Juga

Rizky Agam bercerita saat-saat insiden itu terjadi dirinya dan ayahnya, Ilyas Abdul Rahman. Mereka sudah sempat ditodong oleh pistol sebelum melaporkan ke Polsek Cinangka.

Dia menyayangkan bahwa Kapolda Banten Irjen Pol. Suyudi Ario Seto tak menjelaskan soal penodongan tersebut ketika konferensi pers.

"Ada pertanyaan dari anggota piket, ciri-cirinya seperti apa pistol itu? Saya 'kan awam dalam masalah pistol-pistol. Saya bilang itu kaya warna hitam," kata Agam ketika menghadiri konferensi pers terkait dengan kasus penembakan di Markas Koarmada TNI AL, Jakarta, Senin.

Setelah mengungkapkan hal itu kepada anggota yang berjaga, menurut dia, anggota tersebut meminta dirinya secara mandiri mengejar mobil tersebut. Dia pun kembali berusaha meyakinkan polisi bahwa pelaku sudah membawa pistol, tetapi dianggap oleh polisi sebagai pistol "bohongan".

"Jadi, saran dari petugas piket pada saat kami sudah mendapatkan penolakan itu sangat tidak masuk akal. Padahal, kami sudah infokan bahwa mobil kami yang dibawa kabur itu memiliki senjata api, tetapi kami sendirilah yang suruh mengambil mobil tersebut," kata dia.

Selain itu, dia menduga kasus penggelapan mobil itu merupakan sindikat yang melibatkan anggota TNI AL. Oknum anggota TNI yang menjadi pelaku penembakan tersebut membeli mobil berjenis Honda Brio secara tidak benar karena membeli di pasar gelap seharga Rp40 juta.

"Kalau dia beli secara benar, enggak mungkin dia dapat pengawalan senjata api saat pukul 02.00," kata dia.

Sebelumnya, polisi mengungkapkan penembakan di Tol Tangerang-Merak yang melibatkan oknum TNI AL hingga menyebabkan seseorang korban meninggal dunia itu terkait dengan mobil sewaan yang bermasalah.

Kasus itu merupakan kasus penggelapan sesuai dengan Pasal 372 KUHP terhadap sebuah mobil yang disewa. Dari serangkaian pemindahtanganan, mobil yang disewa itu kemudian berakhir pada kasus penembakan oleh anggota TNI setelah ada upaya pencarian mobil tersebut oleh penyedia sewa mobil.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Republika Online (@republikaonline)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement