Kamis 28 Nov 2024 15:58 WIB

BKKBN Gandeng BNN Perkuat Pencegahan Narkotika bagi ASN

Data BNN pada 2023, angka prevalensi narkoba berkurang menjadi 1,73 persen.

Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/Kepala BKKBN, Dr Wihaji (tengah) dan Kepala BNN RI Komjen Marthinus Hukom (kiri) serta Wamen KPK Isyana Bagoes Oka (kanan).
Foto: Republika
Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/Kepala BKKBN, Dr Wihaji (tengah) dan Kepala BNN RI Komjen Marthinus Hukom (kiri) serta Wamen KPK Isyana Bagoes Oka (kanan).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Kemendukbangga)/Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) mendukung Rencana Aksi Nasional Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkotika dan Prekursor Narkotika (P4GN) 2020-2024. Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Dukbangga)/Kepala BKKBN, Dr Wihaji menjelaskan, narkoba merupakan bagian dari problem keluarga.

Di sisi lain, tugas kementerian yang dipimpinnya adalah menyiapkan generasi emas. Oleh karena itu, pihaknya menjalin kerja sama dengan Badan Narkotika Nasional (BNN) menyelenggarakan kegiatan Sosialisasi dan Kapita Selekta Anti Narkotika dan Prekursor Narkotika dengan peserta ASN di lingkungan BKKBN pusat dan daerah pada 28-29 November 2024.

"Maka kalau tidak ditangani, kami khawatir kita bakal kehilangan generasi emas. Itulah alasanya, mengapa hari ini kita bertemu," ucap Wihaji kepada wartawan di sela kegiatan di Jakarta, Kamis (28/11/2024).

Menurut dia, keluarga Indonesia bisa dipersiapkan menjadi generasi emas. Selain fokus masalah stunting, pihaknya juga mencegah penyebaran narkoba. Wihaji tidak ingin generasi muda terjerat narkoba, karena ke depannya bisa menurunkan kualitas sumber daya Indonesia. Karena itu, Wihaji akan menyiapkan nota kesepahaman (MoU) antara Kemendukbangga dan BNN terkait pemberantasan narkoba.

"Nanti kita tindaklanjuti dengan MoU, perjanjian kerja sama antarkedeputian. Artinya saling sosialisasi. Karena BNN mempunyai kemampuan untuk itu dan punya keahlian. Tetapi kita punya pasukannya. Siapa? Yang kita dampingi adalah keluarga yang kita siapkan masa depan supaya mereka bisa memahami jangan sampai terkena narkotika," ujarnya.

Wakil ketua umum DPP Partai Golkar tersebut menekankan, Kemendukbangga/BKKBN mengajak seluruh ASN mendukung visi pemerintah memberantas narkotika. Dia ingin jajaran ASN bisa mencegah narkoba beredar di kalangan usia produktif, khususnya pelajar.

Sementara itu, Kepala BNN RI Komjen Marthinus Hukom menerangkan, manusia sebagai makhluk sosial sudah pasti mempunyai relasi. Adapun relasi paling kecil adalah keluarga dalam komunitas sehari hari.

"Pertanyaannya adalah berapa keluarga yang pakai narkoba? Saya bisa menjawab dari hasil pravelensi kita. Hasil prevelensi kita, sebanyak 3,33 juta pada 2021. Artinya, kalau itu mewakili satu keluarga, maka ada 3.333 jiwa kelurga yang tarpapar narkoba," ujar Marthinus.

Dia mengungkapkan, pada 2021 prevalensi penyalahgunaan narkoba di Indonesia sebesar 1,95 persen atau sekitar 3,7 juta orang. Pada 2023, angkanya berkurang menjadi 1,73 persen atau jumlah penyalahgunaan narkotika turun 324.735 orang. Meskipun demikian, kata Marthinus, angka tersebut tetap menjadi peringatan masalah narkotika masih menjadi ancaman serius, terutama bagi generasi muda.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement