Senin 25 Nov 2024 05:28 WIB

Enam Merkava Hancur, Israel Dipukul Mundur dari Al-Bayyada

Pejuang Hizbullah berikan berlawanan sengit di selatan Lebanon.

Manuver tank Israel di Israel utara dekat perbatasan Israel-Lebanon, Senin, 30 September 2024.
Foto: AP Photo/Baz Ratner
Manuver tank Israel di Israel utara dekat perbatasan Israel-Lebanon, Senin, 30 September 2024.

REPUBLIKA.CO.ID,BEIRUT – Hizbullah melancarkan operasi strategis dan belum pernah terjadi sebelumnya di Lebanon selatan pada Ahad. Mereka menghancurkan enam tank Merkava Israel dan menimbulkan banyak korban jiwa pada pasukan Israel. 

Sepanjang Ahad kemarin, terjadi pertempuran sengit dan baku tembak antara pejuang Hizbullah dan tentara Israel. Militer Israel kemudian terpaksa mundur dari al-Bayyaada. 

Baca Juga

Pejuang Hizbullah meluncurkan beberapa rudal anti-tank ke arah tank Israel yang ditempatkan di bukit al-Bayyaada, yaitu bukit strategis yang coba diambil Israel guna menutup garis pantai antara Tirus dan Naqoura yang merupakan markas besar Pasukan Sementara PBB di Lebanon (UNIFIL). 

Pertukaran serangan telah terjadi selama beberapa hari terakhir, namun dengan beberapa rudal antitank yang diluncurkan oleh pejuang Hizbullah ke arah tank Israel, kemarin, Israel harus mundur. Secara paralel, Israel melancarkan beberapa serangan udara di wilayah Tirus, termasuk serangan besar-besaran di Deir Qanoun Ras El Ain. Ini terjadi hanya beberapa jam setelah pasukan Israel menargetkan pos pemeriksaan dan barak Tentara Lebanon, membunuh dan melukai tentara.

Menurut koresponden Almayadeen, pertempuran di daerah al-Bayyada ditandai dengan penyergapan yang hebat, yang menunjukkan taktik militer canggih Hizbullah. Di al-Bayyada, pejuang Hizbullah memikat pasukan pendudukan Israel ke dalam perangkap, sehingga tank dan kendaraan bergerak ke zona sasaran. 

Mereka kemudian menyerang pasukan tersebut, menghancurkan empat tank secara berurutan dan kemudian tank kelima berusaha memulihkan kendaraan yang rusak. Tank lain hancur di dekat Deir Mimas. Pertempuran darat juga mencakup pertempuran langsung dengan pasukan Israel di utara al-Bayyada, di mana pejuang Hizbullah menimbulkan kerugian lebih lanjut sebelum mundur, menurut koresponden Almayadeen  

Secara bersamaan, Hizbullah meningkatkan operasi rudalnya, menargetkan beberapa kota dan lokasi strategis yang diduduki Israel. Roket menghantam Tel Aviv, Haifa, Asdod, dan kota-kota lain yang diduduki, sementara serangan pesawat tak berawak dan serangan rudal menghantam pangkalan militer utama.

“Hari yang Tidak Biasa di Israel,” begitulah media Israel memberi judul peristiwa hari itu di Palestina bagian utara. Channel 12 melaporkan bahwa itu adalah "hari yang sangat intens dengan serangan roket Hizbullah, yang mencakup wilayah yang luas." 

photo
Pasukan penjinak bom polisi Israel memeriksa lokasi jatuhnya rudal yang ditembakkan dari Lebanon menghantam daerah di Petah Tikva, pinggiran Tel Aviv, Israel, Ahad 24 November 2024. - (AP Photo/Oded Bality)

Saluran tersebut melanjutkan, mengakui sulitnya situasi. "Perasaan di utara saat ini jauh dari kata mudah, dengan lebih dari 250 roket menghantam wilayah tengah, utara, Haifa, dan Krayot. Sayangnya, di banyak wilayah, roket jatuh, dan sistem pertahanan udara tidak berfungsi seperti biasanya." 

Sementara itu, Kan menggambarkan serangan Hizbullah hari ini sebagai “benar-benar belum pernah terjadi sebelumnya,” dan mencatat bahwa “penyebaran roket di utara dan jauh ke Israel adalah sesuatu yang belum pernah kita lihat dalam waktu lama, selain banyaknya jumlah roket yang ditembakkan." 

Koresponden militer Walla dengan sinis berkomentar, "Bukankah mereka memberi tahu kita bahwa 80 persen roket dan peluru Hizbullah telah dihancurkan?" Menurut sumber militer untuk Radio Angkatan Darat, sirene berbunyi lebih dari 500 kali sejak pagi hari akibat roket Hizbullah. 

Sumber tersebut lebih lanjut memastikan bahwa sekitar 4 juta orang telah memasuki tempat penampungan sejak pagi hari. Koresponden Channel 12, Dafna Li’el, melaporkan bahwa pemerintah pendudukan Israel hari ini mengadakan diskusi mengenai perundingan gencatan senjata dengan Lebanon, menyoroti “tekanan yang semakin besar terhadap Netanyahu.”

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement