Senin 11 Nov 2024 20:49 WIB

Ini Analisis Pengamat Mengapa Elektabilitas Dedi-Erwan Meroket di Basis PDIP dan Santri

Elektabilitas pasangan Dedi-Erwan terus meningkat menurut survei.

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Andri Saubani
Pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Jabar Dedi Mulyadi dan Erwan Setiawan mengacungkan jempol usai mendaftar Pilgub Jawa Barat (Jabar) 2024 di Komisi Pemilihan Umum (KPU) Jabar, Jalan Garut, Kota Bandung, Selasa (27/8/2024). KPU Jabar sudah membuka pendaftaran pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Jabar mulai 27-29 Agustus 2024.
Foto: Edi Yusuf
Pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Jabar Dedi Mulyadi dan Erwan Setiawan mengacungkan jempol usai mendaftar Pilgub Jawa Barat (Jabar) 2024 di Komisi Pemilihan Umum (KPU) Jabar, Jalan Garut, Kota Bandung, Selasa (27/8/2024). KPU Jabar sudah membuka pendaftaran pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Jabar mulai 27-29 Agustus 2024.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia, Adi Prayitno menanggapi survei LSI Denny JA di Jabar baru-baru ini yang menemukan elektabilitas Paslon Dedi Mulyadi-Erwan Setiawan terus meningkat. Elektabilitas Dedi-Erwan justru tinggi di daerah basis PDIP.

Adi menduga hal itu terjadi karena mesin politik PDIP belum bergerak secara optimal. Adi mengamati mesin politik parpol yang dipimpin oleh Megawati Soekarnoputri itu baru tancap gas jelang pencoblosan pada 27 November 2024.

Baca Juga

"Mungkin karena mesin politik PDIP belum dimaksimalnya. Karena ada kecenderungan, mesin politik gaspol jelang pencoblosan," kata Adi kepada Republika, Senin (11/11/2024).

Tetapi, Adi menganalisis, ada kemungkinan kedua yang menyebabkan suara paslon Jeje Wiradinata dan Ronal Surapradja yang didukung PDIP direbut Dedi-Erwan. Adi menduga suara Jeje-Ronal tergerus.

"Atau yang kedua, mungkin juga kalah kuat dari mesin paslon lain sehingga basis bisa direbut oleh kompetitor," ujar Adi.

Adi memandang kondisi saling rebut dukungan bisa saja terjadi di ajang Pilkada. Apalagi, Dedi-Erwan didukung koalisi gemuk yaitu Gerindra, Demokrat, Golkar, PAN, Partai Solidaritas Indonesia (PSI). Kemudian partai non parlemen yakni Partai Bulan Bintang (PBB), Partai Gelombang Rakyat (Gelora), Partai Garuda, Partai Rakyat Adil Makmur (Prima), Partai Ummat, Perindo, PKN, Hanura, dan Partai Buruh.

"Mungkin juga karena mesin politik koalisi Demul (Dedi Mulyadi) yang besar kerja maksimal. Sehingga basis-basis lawan bisa direbut," ujar Adi.

Sebelumnya, elektabilitas Dedi-Erwan terus meningkat menurut survei LSI Denny JA. Bahkan di daerah yang merupakan basis PDIP survei melambung tinggi.

Basis ‘merah’ pertama adalah Kabupaten Ciamis. Di wilayah Jabar selatan ini survei KDM yang dirilis oleh LSI per 25 Oktober 2024 tak terkejar dengan mengantongi 67,7 persen.

Sementara pesaingnya Syaikhu-Ilham hanya 10 persen, Acep-Gita 9,5 persen, Jeje-Ronal 8,8 persen, tidak tahu/tidak jawab 4 persen. Di basis PDIP lainnya yang mewakili wilayah Pantura, Kabupaten Majalengka, survei yang dilakukan Indikator Politik per 2 November, KDM-Erwan semakin tak terkejar dengan 87,7 persen. Tiga paslon lainnya termasuk kontestan dari PDIP hanya mendapatkan angka 2 hingga 3 persen.

photo
Jadwal Pilkada Serentak 2024 - (Infografis Republika)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement