Sabtu 09 Nov 2024 18:11 WIB

Anggota Polres Yalimo Desersi Lalu Deklarasikan Diri Sebagai Panglima OPM

Satgas Damai Cartenz menegaskan akan mengambil tindakan hukum terhadap Aske Mabel.

Rep: Bambang Noroyono/ Red: Andri Saubani
Personel Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) yang beroperasi di Papua.
Foto: Istimewa
Personel Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) yang beroperasi di Papua.

REPUBLIKA.CO.ID, JAYAPURA — Seorang mantan anggota Polres Yalimo di Papua Pegunungan, Aske Mabel dikabarkan mendeklarasikan diri sebagai salah-satu panglima kelompok bersenjata Papua Merdeka di Yalimo. Satgas Operasi Damai Cartenz menegaskan akan mengambil tindakan hukum yang tegas terhadap mantan personel kepolisian yang dituding terlibat dalam beberapa aksi separatisme di Papua tersebut.

Aske Mabel, diketahui sebelumnya melakukan aksi pencurian empat pucuk senjata api laras panjang AK-47 China milik Polri. Kepala Operasi Damai Cartenz, Brigadir Jenderal (Brigjen) Faizal Ramadhani mengatakan, timnya sudah mendalami sejumlah video-video yang beredar terkait dengan deklarasi Aske Mabel sebagai panglima kelompok separatis bersenjata di Yalimo.

Baca Juga

“Sosok dalam video yang beradar ini, diduga kuat adalah mantan anggota Polri di Polres Yalimo, Aske Mabel yang sebelumnya terlibat dalam perampasan empat senjata laras panjang AK-47 China, Juni 2024 lalu,” kata Brigjen Faizal dalam siaran pers yang diterima wartawan di Jakarta, Sabtu (9/11/2024).

“Dan sosok dalam video tersebut, tampak yang diduga kuat adalah Aske Mabel mendeklarasikan dir sebagai panglima Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Yalimo. Dan ini memperkuat dugaan selama ini atas keterlibatannya dalam aksi-aksi kriminal bersenjata di Papua,” ujar Brigjen Faizal.

Dia menegaskan, Pasukan Operasi Damai Cartenz, terus melakukan pengejaran terhadap Aske Mabel untuk pertanggungjawaban hukum. “Upaya untuk penegakan hukum terhadap Aske Mabel akan kami lakukan,” kata Brigjen Faizal.

Kasatgas Humas Operasi Damai Cartenz Komisaris Besar (Kombes) Bayu Suseno, pun menambahkan Aske Mabel akan menjadi target utama penegakan hukum oleh Operasi Damai Cartenz saat ini. Video yang menampilkan deklarasi Aske Mabel sebagai panglima kelompok Papua Merdeka, sebetulnya beredar sejak pekan lalu.

Dalam video tersebut Aske Mabel bersama-sama dengan tiga orang Papua lainnya, sambil menenteng senjata api laras panjang, dan latar belakang bendera Bintang Kejora mendeklarasikan diri sebagai panglima bersenjata Papua Merdeka. Aske Mabel dalam penyampaiannya itu menegaskan dirinya sebagai pemimpin Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat - Organisasi Papua Merdeka (TPNPB - OPM) Balim Timur Yalimo di bawah Komando Jeffrey Pagawak.

Akan tetapi, Markas Pusat TPNPB-OPM tak mengakui adanya TPNPB Balim Timur Yalimo. Juru Bicara TPNPB-OPM Sebby Sambom dalam siaran pers resminya menegaskan, tak mengakui keberadaan Aske Mabel dan Jefrrey Pagawak tersebut.

“Melihat fakta ini, Manajemen Markas Pusat TPNPB-OPM perlu menyampaikan bahwa, di wilayah tanah adat Suku Yali dan Ngem, tidak ada nama Kodap Balim Timur Yalimo. Melainkan hany satu Kodap, yaitu TPNPB Kodap XIV Yali-Ngem yang terdaftar di Markas TPNPB-OPM,” kata Sebby, Sabtu (9/11/2024).

Karena itu, kata Sebby, Markas Pusat TPNPB-OPM, tak bertanggung jawab atas aksi-aksi bersenjata yang dilakukan Aske Mabel, pun juga Jeffrey Pagawak di wilayah Yalimo. “Jeffrey Pagawak angkat Aske Mabel sebagai panglima tidak melalui mekanisme, artinya mereka itu ilegal. Dan Marks Pusat TPNB-OPM tidak bertanggung jawab,” kata Sebby. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement