REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Prabowo Subianto akan melakukan lawatan kelima negara pada bulan ini. Negara yang dikunjungi itu adalah Cina, Amerika Serikat (AS), Peru, Brasil, dan Inggris.
Sebagai kepala negara dan pemerintahan RI, Prabowo mengaku, harus memenuhi agenda di luar negeri. Penjelasan itu disampaikan Prabowo usai mengingatkan Kabinet Merah Putih untuk tidak sering melakukan studi banding keluar negeri.
"Saya sendiri, saya sebetulnya mau konsentrasi dalam negeri, tapi salah satu kewajiban pertama harus berangkat pertama ke APEC (di Peru), ke G20 (di Brasil). Diundang ke Tiongkok, begitu diundang ke Tiongkok, Amerika juga undang. Waduh ini dua kekutaan besar ngundang, demi rakyat harus saya berangkat ke situ," ujar Prabowo saat berpidato di acara Gerakan Solidaritas Nasional yang berlangsung di Indonesia Arena, Senayan, Jakarta Pusat, Sabtu (3/11/2024).
Dia pun mengaku, terpaksa harus meninggalkan Indonesia demi menjalankan roda pemerintahan. Pasalnya, RI sebagai negara Non-Blok menganut paham mencari kawan sebanyak-banyaknya. Sehingga sebagai presiden, Prabowo harus menghadiri berbagai acara dan undangan yang sekiranya penting untuk didatangi.
"Jadi saya minta izin, bukan Prabowo jalan-jalan ke luar negeri ya, saya lebih suka di dalam negeri, saya lebih suka ngurus saudara-saudara sekalian, tapi untuk rakyat saya juga harus berhubungan baik dengan semua negara, karena Indonesia mengambil jalan '100 kawan terlalu sedikit, satu lawan' terlalu banyak," ucap Prabowo.
Baca: Presiden Prabowo akan Kunjungan ke China, AS, Hingga Inggris
Adapun lawatan Prabowo pertama pada awal November 2024, dimulai dengan mengunjungi Cina, dilanjutkan ke AS, dan setelahnya menghadiri KTT APEC dan G20 di Amerika Latin. Perjalanan keluar negeri berakhir di Inggris, yang rencananya Prabowo bertemu dengan Perdana Menteri Keir Starmer dan Raja Charles.