REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta menggelar open house Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) Pasar Rumput pada Jumat (1/11/2024). Namun, sejumlah warga yang telah menghuni Rusunawa Pasar Rumput mengeluhkan harga listrik di tempat itu.
Salah seorang penghuni Rusunawa Pasar Rumput yang tak mau disebutkan namanya mengaku biasa membeli token listrik Rp 100 ribu. Namun, ia hanya mendapatkan 58 kWh. Sementara itu untuk token listrik Rp 200 ribu hanya mendapatkan 113 kWh.
"Rp 100 ribu masuknya 58 kWh. Kalau 200 ribu di sini masuknya 113 kWh," kata dia, Jumat (1/11/2024) sore.
Menurut dia, harga itu jauh lebih mahal dibandingkan saat masih menghuni rumahnya di Manggarai. Ia mengatakan, di rumah lamanya, token listrik Rp 200 ribu dapat 175 kWh. Sementara itu, apabila membeli token listrik Rp 100 ribu, ia mendapatkan 78 kWh.
Sementara itu, salah seorang penghuni lainnya mengaku token listrik itu hanya bisa dibeli melalui PD Pasar Jaya. Menurut dia, penghuni tidak bisa membeli token listrik secara mandiri.
"Belinya cuma bisa di PD Pasar," kata dia.
Diketahui, jumlah kWh yang didapatkan dari token listrik Rp 100 ribu tergantung pada daya listrik yang digunakan. Berikut perkiraan jumlah kWh yang didapatkan dari token listrik Rp 100 ribu untuk beberapa daya listrik:
Daya 900 VA: 73,9 kWh
Daya 1.300-2.200 VA dan 6.600 VA ke atas: 69,22 kWh
Daya 3.500-5.500 VA: 58,83 kWh
Sementara itu, seluruh unit di Rusunawa Pasar Rumput memiliki daya listrik 1.300 VA.