REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Corporate Affairs Director PT Frisian Flag Indonesia (FFI), Andrew F Saputro menegaskan, perseroan siap menjadi mitra pemerintah dalam pemenuhan gizi masyarakat Indonesia di setiap tahap kehidupan. Hal itu dipertegas dengan diresmikannya pabrik baru di Cikarang, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, yang akan memproduksi 700 juta hingga 1 miliar kilogram (kg) produk susu per tahun.
"Di masa-masa awal kehidupan, pemenuhan gizi telah menjadi salah satu perhatian utama pemerintah, dengan prioritas penanggulangan stunting dan peningkatan status gizi anak," kata Andrew dalam siaran pers di Jakarta, Jumat (1/11/2024).
Andrew juga menyampaikan, pabrik baru Cikarang akan menghasilkan produk-produk susu dalam berbagai format yang dibutuhkan keluarga Indonesia. "Kapasitas produksi di pabrik baru yang lebih besar memungkinkan FFI memberikan akses ke lebih banyak konsumen. Hal ini juga memperkuat keinginan FFI untuk lebih berperan dalam menyediakan gizi terpercaya bagi keluarga Indonesia," katanya.
Disusunnya Strategi Nasional Percepatan Pencegahan Anak Kerdil (Stunting) bertujuan untuk mempercepat penurunan angka stunting hingga 14 persen pada 2024 dan meningkatkan status gizi anak dan perempuan di seluruh Indonesia. Namun demikian, penurunan angka stunting masih belum sesuai harapan.
Ahli teknologi pangan IPB Prof Purwiyatno Hariyadi, menekankan, pentingnya susu dalam pemenuhan gizi memberikan ruang besar bagi perusahaan susu untuk berkontribusi pada pemecahan masalah gizi yang dihadapi Indonesia. Dia pun mengapresiasi pendirian pabrik susu di Cikarang yang dapat menyiapkan produk susu dalam berbagai format bagi anak dan keluarga Indonesia.
"Industri susu memiliki peranan yang strategis dalam pembangunan gizi bangsa dan ikut serta membangun daya saing sumber daya manusia Indonesia melalui gizi," ujar Purwiyatno.
Dia menilai, melalui penerapan teknologi produksi yang modern dan terkendali secara optimal, industri tidak hanya mampu menjamin keamanan pangan produk susu, tetapi juga menawarkan berbagai pilihan produk susu dengan nilai gizi dan mutu yang lebih beragam. Dengan demikian, kata Purwiyatno, masyarakat memiliki akses yang lebih luas terhadap produk susu sesuai dengan kebutuhan gizi mereka.
Ketua DPP Persatuan Ahli Gizi Indonesia (Persagi) Bidang Ilmiah, Dr Marudut Sitompul menjelaskan, masyarakat dapat berpartisipasi aktif membantu pemerintah dalam meningkatkan kesehatan masyarakat. Caranya melalui pemenuhan zat gizi yang berkualitas melalui salah satu jenis pangan, seperti susu.
"Masyarakat perlu memahami pentingnya berbagai zat gizi yang terdapat di dalam susu yang diperlukan di setiap tahap kehidupan. Susu merupakan bagian dari berbagai jenis pangan yang terdapat di dalam pedoman gizi seimbang yang disusun oleh pemerintah, Permenkes Nomor 41 tahun 2014 untuk dapat meningkatkan status gizi anak, perempuan, dan keluarga secara keseluruhan," kata Marudut.