Rabu 30 Oct 2024 17:59 WIB

Menbud Fadli Zon Resmikan Rumah Puisi Taufiq Ismail di Tanah Datar

Fadli Zon menyebut, Taufiq Ismail adalah sebuah nama besar dalam sastra Indonesia.

Rep: Antara/ Red: Erik Purnama Putra
Menteri Kebudayaan RI Fadli Zon menandatangani prasasti peresmian Museum Sastra Indonesia dan Rumah Puisi Taufiq Ismail yang berada di Aia Angek, Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat, Rabu (30/10/2024).
Foto: antara news
Menteri Kebudayaan RI Fadli Zon menandatangani prasasti peresmian Museum Sastra Indonesia dan Rumah Puisi Taufiq Ismail yang berada di Aia Angek, Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat, Rabu (30/10/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, TANAH DATAR -- Menteri Kebudayaan (Menbud) Fadli Zon meresmikan Museum Sastra Indonesia dan Rumah Puisi Taufiq Ismail di Aia Angek, Kabupaten Tanah Datar, Sumatra Barat (Sumbar), Rabu (30/10/2024). Peresmian itu turut dihadiri Wakil Menbud Giring Ganesha, Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur Sumbar Audy Joinaldi, dan beberapa tokoh sastra nasional.

Pemilik rumah puisi Taufiq Ismail di Aia Angek, Agan menyampaikan, sebuah museum membutuhkan kerja berkelanjutan dan terus-menerus. "Butuh keahlian khusus agar pengetahuan tentang sastra Indonesia dapat memancar dari benda-benda koleksi dan menjadi pengetahuan bagi banyak orang," katanya.

Peresmian Museum Sastra Indonesia sebagai bagian dari Rumah Puisi Taufiq Ismail itu adalah langkah awal mewujudkan impian Taufiq Ismail. "Saya ingin memberitahu publik bahwa benda-benda milik sastrawan itu merupakan semesta yang menyimpan berbagai cerita unik. Semesta itu tentu berkaitan erat dengan kehidupan dan karya-karya sastra Indonesia yang kita baca selama ini," katanya.

Museum Sastra Indonesia menyimpan berbagai koleksi seperti mesin tik, mesin cetak tua, kacamata, dan benda-benda lain milik para sastrawan dan para tokoh-tokoh bangsa. Di museum yang berlokasi di kaki Gunung Singgalang itu juga mengoleksi puluhan lukisan-lukisan wajah para sastrawan Indonesia lintas generasi.

Menbud Fadli mengaku, merasa terhormat bisa hadir di tengah para sastrawan, budayawan Sumbar untuk meresmikan Rumah Puisi Taufiq Ismail dan Museum Sastra Indonesia. Dia menyebut, Taufiq Ismail adalah sebuah nama besar dalam sastra Indonesia.

"Karya-karyanya melintasi tiga zaman dan menjadi kesaksian atas banyak peristiwa. Ia adalah penyair yang terlibat dengan setiap pergeseran sosial, budaya dan politik yang terjadi di Indonesia. Tak hanya itu, Taufiq Ismail adalah tonggak besar dalam perjalanan kebudayaan Nusantara," kata Fadli.

Dia menyebut, Rumah Puisi Taufiq Ismail dan Museum Sastra Indonesia dirancang sebagai ruang untuk mendistribusikan pengetahuan tentang sastra. Sebagai seorang penyair yang melintasi banyak zaman, Taufiq Ismail benar-benar telah mendedikasikan hidupnya bagi kemajuan sastra Indonesia. Waktu, tenaga dan pikirannya tak pernah lepas dari sastra.

"Warisan kerja dan karyanya terbentang nyata. Ia bukan penyair individualis yang berdiri di atas menara gading atau berwacana sekadar kata. Taufiq Ismail adalah penyair yang terlibat, organik, dan selalu setia pada pergeseran waktu dan budaya," ujar Fadli.

Menurut Fadli, Taufiq Ismail menjadikan mimpinya kenyataan. Ia selalu hadir di tengah perubahan zaman. "Ia pun ikut menghela perubahan itu dengan puisi, dengan sastra. Kalau HB Jassin pernah dijuluki Paus Sastra Indonesia, menurut saya Taufiq Ismail adalah Bapak Sastra Indonesia," kata Fadli.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement