Senin 21 Oct 2024 20:40 WIB

Menteri Pigai Ungkap Alasan Prabowo Jadikan HAM Kementerian Sendiri, Ada Pesan Khusus

Pigai mengamati Prabowo ingin mewujudkan hal besar terkait HAM.

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Mas Alamil Huda
Natalius Pigai di kediaman Presiden Terpilih Prabowo Subianto, Kertanegara, Jakarta Selatan, Senin (14/10/2024). Pigai dipercaya Presiden Prabowo sebagai menteri HAM.
Foto: Republika/Prayogi
Natalius Pigai di kediaman Presiden Terpilih Prabowo Subianto, Kertanegara, Jakarta Selatan, Senin (14/10/2024). Pigai dipercaya Presiden Prabowo sebagai menteri HAM.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Hak Asasi Manusia (Menham) Natalius Pigai mengungkapkan alasan Presiden Prabowo Subianto membentuk Kementerian HAM. Pigai meyakini hal itu dilakukan Prabowo guna memajukan HAM di Indonesia.

Hal itu disampaikan Pigai saat serah terima jabatannya sebagai Menham pada Senin (21/10/2024) di Jakarta. Pigai mengamati Prabowo ingin mewujudkan hal besar terkait HAM.

Baca Juga

"Presiden punya perhatian khusus. Kita harus mempersiapkan. Berarti ada hal besar yang mau dibikin," kata Pigai kepada wartawan dalam momen serah terima itu, Senin (21/10/2024).

Pigai mengeklaim dirinya sebagai calon anggota kabinet yang pertama dipanggil Prabowo ke kediamannya di Kertanegara, Jakarta Selatan. Bahkan dalam Asta Cita Prabowo-Gibran, nilai HAM masuk di poin pertama.

"Cita-cita presiden terpilih adalah membangun Indonesia yang dijiwai nilai HAM, demokrasi, perdamaian, toleransi. Oleh karena itu nilai-nilai dan semangat ini semua negara jadi pijakan," ujar Pigai.

"Dalam kerangka itu, Presiden bentuk Kemenham. Ketika pembentukannya jadi tersendiri (Kemenham), maka inilah salah satu perhatian serius terhadap Kemenham," lanjut Pigai.

Oleh karena itu, Pigai optimistis dengan komitmen Prabowo membawa kemajuan bagi Indonesia. Pigai menyebut kemajuan itu dapat diraih Indonesia dengan mengedepankan nilai-nilai HAM.

"Bapak Presiden mau angkat derajat martabat bangsa kita di tingkat tertinggi dunia. Karena itu Kemenham insya allah akan lebih besar," ujar mantan komisioner Komnas HAM itu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement