REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebagian negara Eropa dan Selandia Baru disebut tertarik mengembangkan energi terbarukan di wilayah Kalimantan Timur (Kaltim). Oleh karena itu, Pemprov Kaltim membuka diri bagi para investor asing tersebut.
Hal itu disampaikan oleh Penjabat (Pj) Gubernur Kaltim Akmal Malik saat bertemu sejumlah duta besar negara-negara Eropa di Park Hyatt Jakarta. Pertemuan itu dalam rangka memenuhi undangan United Nations Development Programme (UNDP) Indonesia.
"Diskusi membahas ketertarikan negara-negara sahabat itu untuk berinvestasi dalam pengembangan energi terbarukan di Kaltim," kata Akmal dalam keterangannya pada Kamis (17/10/2024).
Akmal menyebut pertemuan itu berlangsung sekitar dua jam.
"Mereka lebih tertarik untuk berinvestasi pada pengembangan energi terbarukan," ujar Akmal.
Energi yang akan dikembangkan adalah tenaga surya atau solar cell. Usaha tersebut potensial dikembangkan di Kutai Kartanegara, Samarinda, Paser dan Kutai Barat.
Ketertarikan ini menurut Akmal sangat baik karena hingga saat ini penggunaan energi di Kaltim masih dominan menggunakan energi berbahan fosil.
"Kaltim akan terus bertransformasi dari penggunaan energi fosil menuju energi terbarukan," ujar Akmal.
Akmal mencontohkan di sejumlah perusahaan tambang saat ini sudah mulai mengoptimalkan energi terbarukan. Salah satunya di PT Kideco Jaya Agung di Kabupaten Paser.
Selain itu, negara-negara tersebut berharap bisa berkontribusi untuk pembangunan IKN. Caranya mendorong para pengusaha dari negara-negara itu berinvestasi ke Kaltim.
"Makanya saya minta teman-teman di DPMPTSP harus lebih sigap. Jangan hanya mengandalkan China, tapi negara-negara yang peduli energi terbarukan harus kita sambut," ujar Akmal.
Diskusi juga menyinggung rencana dukungan negara-negara tersebut untuk berinvestasi di Kaltim sebagai penyangga utama IKN. Sebab dalam perspektif ekonomi dan IKN, posisi Kaltim sangat rasional karena Kaltim memiliki insfratruktur yang sudah cukup memadai.
"Sebagian duta besar juga membicarakan tentang pentingnya desentralisasi bagi Indonesia. Sebab desentralisasi akan memberikan ruang bagi daerah untuk menyiapkan ekonomi, lapangan kerja dan membangun insfratruktur," ujar Akmalm
Diketahui, mereka yang hadir ialah Duta Besar Selandia Baru HE Mr Kevin Burnett, ONZM, Duta Besar Norwegia HE Rut Kruger Giverin, Duta Besar Jerman Ina Lepel, Duta Besar Finlandia Mr Pekka Kaihilahti, Duta Besar Swedia Mr Daniel Blockert, Duta Besar Denmark Mr Sten Frimodt Nielsen, Duta Besar Italy HE Mr Benedetto Latteri, Duta Besar Irlandia HE Mr Padraig Francis dan Duta Besar Swiss Mr Olivier Zehnder.
Pertemuan tersebut difasilitasi Kepala Perwakilan UNDP Indonesia Norimasa Shimomura.