REPUBLIKA.CO.ID, BEIRUT -- Sistem pertahanan Israel kebobolan. Serangan pesawat nirawak Hizbullah berhasil menyusup masuk ke pangkalan militer di Israel tengah.
Menurut otoritas Israel, Ahad (14/10/2024), serangan itu menewaskan empat tentara dan melukai tujuh lainnya. Serangan paling mematikan dilancarkan oleh kelompok militan sejak Israel melancarkan invasi darat ke Lebanon hampir dua minggu lalu.
Hizbullah menyebut serangan di dekat kota Binyamina sebagai pembalasan atas gempuran jet udara Israel di Beirut pada Kamis yang menewaskan 22 orang.
Menurut Hizbullah serangan menargetkan brigade elit Golani Israel. Mereka meluncurkan puluhan rudal sehingga membuat sistem pertahanan udara Israel sibuk selama serangan. Pada saat yang sama 'skuadron' pesawat nirawak Hizbullah menyerang pangkalan Israel.
Layanan penyelamatan nasional Israel mengatakan serangan itu melukai 61 orang. Dengan sistem pertahanan udara Israel yang canggih, jarang sekali begitu banyak orang terluka oleh pesawat nirawak atau rudal.
Hizbullah dan Israel telah saling tembak hampir setiap hari sejak perang di Gaza dimulai, dan pertempuran telah meningkat.
Serangan Hizbullah dilancarkan menyusul kabar bahwa AS mengirim baterai pertahanan rudal Terminal High Altitude Area Defense (Thaad) ke Israel, yang dilaporkan bersama dengan sekitar 100 tentara AS, yang memperdalam keterlibatan Amerika di wilayah yang dilanda krisis itu.
Terakhir kali AS mengirim sistem rudal semacam itu ke Timur Tengah adalah segera setelah serangan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober tahun lalu.