Jumat 04 Oct 2024 03:45 WIB

Presiden Berulangkali Minta Maaf, Istana: Bukti Keseriusan Merefleksi Kebijakan

Permintaan maaf itu dinilai sebagai cerminan langsung hubungan dengan rakyat.

Presiden Joko Widodo berfoto bersama warga saat mengunjungi Pasar Sanggam Adji Dilayas, Kabupaten Berau, Kalimantan Timur, Kamis (26/9/2024). Presiden Jokowi untuk pertama kalinya berkunjung ke Kabupaten Berau. Kunjungan Jokowi disambut penuh antusias oleh warga. Dalam kunjungannya ke Berau, Jokowi mengecek harga kebutuhan pokok di Pasar Sanggam Adji Dilayas dan melihat fasilitas kesehatan di RSUD Abdul Rivai.
Foto: Republika/Edwin Dwi Putranto
Presiden Joko Widodo berfoto bersama warga saat mengunjungi Pasar Sanggam Adji Dilayas, Kabupaten Berau, Kalimantan Timur, Kamis (26/9/2024). Presiden Jokowi untuk pertama kalinya berkunjung ke Kabupaten Berau. Kunjungan Jokowi disambut penuh antusias oleh warga. Dalam kunjungannya ke Berau, Jokowi mengecek harga kebutuhan pokok di Pasar Sanggam Adji Dilayas dan melihat fasilitas kesehatan di RSUD Abdul Rivai.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA  -- Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden Yusuf Permana menilai serangkaian permohonan maaf yang disampaikan Presiden Joko Widodo kepada rakyat dalam berbagai kesempatan merupakan bukti keseriusan dalam merefleksi kebijakan yang telah dijalankan.

"Serangkaian permohonan maaf yang disampaikan Beliau di berbagai kesempatan dan lokasi itu menunjukkan keseriusan beliau dalam refleksi atas kebijakan yang telah dijalankan," kata Yusuf melalui pesan singkat yang diterima di Jakarta, Kamis.

Baca Juga

Pernyataan tersebut berkaitan dengan momen Presiden Joko Widodo yang belakangan ini selalu menyempatkan diri untuk memohon maaf kepada masyarakat di sela-sela kunjungan kerjanya di berbagai daerah.

Dalam beberapa kesempatan, Presiden Jokowi lebih sering menyampaikan permohonan maaf itu saat meninjau pasar rakyat untuk mengecek harga bahan pokok.

Yusuf menjelaskan bahwa Presiden Joko Widodo telah menunjukkan sikap kerendahan hati dan keberaniannya untuk meminta maaf secara langsung sebagai manusia yang kurang sempurna selama masa jabatannya.

Tindakan tersebut, kata Yusuf, merupakan sikap yang menunjukkan integritas, kenegarawanan dan kepedulian yang mendalam terhadap tanggung jawab yang diemban Jokowi sebagai kepala negara.

Menurut Yusuf, permintaan maaf langsung yang disampaikan di berbagai momen penting dan di berbagai daerah itu juga mencerminkan hubungan langsung dengan rakyat dan menunjukkan rasa empati.

"Itu adalah komitmen beliau terhadap prinsip transparansi dan akuntabilitas yang kuat dalam kepemimpinannya," kata Yusuf.

Adapun berdasarkan informasi yang dihimpun, Presiden Joko Widodo setidaknya sudah lima kali menyampaikan permohonan maafnya di sela-sela kunjungan kerja ke berbagai daerah.

Pertama kali, Presiden memohon maaf ke rakyat melalui megafon saat meninjau Pasar Soponyono, Surabaya, Jawa Timur, pada awal September.

Kemudian, Presiden kembali berpamitan dan memohon maaf ke rakyat di Pasar Delimas Raya, Lubuk Pakam, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara.

Ketiga, Presiden berpamitan di Pasar Mawar, Pontianak, Kalimantan Barat, yang saat itu juga disaksikan oleh Menteri BUMN Erick Thohir dan Menteri ESDM Bahlil Lahadalia.

Keempat, Presiden berpamitan dan memohon maaf saat meninjau gudang Bulog di Kabupaten Paser, Kalimantan Timur. Kemudian, yang terbaru dilakukan Presiden saat mengunjungi Pasar LIPA Kalabahi, di Kabupaten Alor, Nusa Tenggara Timur, Kamis.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement