REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW - Iran menyatakan, serangan rudal balistik terhadap Israel sudah selesai. Namun jika Israel kembali membalas atau melakukan provokasi, maka Teheran akan menggempur secara lebih tegas lagi dengan meratakan Tel Aviv.
"Aksi kami selesai kecuali rezim Israel memutuskan untuk melakukan balasan lebih lanjut. Di dalam skenario itu, respons kami akan lebih kuat dan lebih efektif," kata Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi lewat unggahan di X, Rabu (2/10/2024).
Pada Selasa (1/10/2024) Iran meluncurkan ratusan rudal balistik ke Israel sebagai balasan atas kematian pemimpin Hizbullah, Hassan Nasrallah, pemimpin politik kelompok perjuangan Palestina Hamas, Ismail Haniyeh serta komandan senior Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Abbas Nilforoushan.
Presiden Iran Masoud Pezeshkian menyatakan bahwa pemerintahnya tidak mencari perang dengan Israel, melainkan akan menghadapi ancaman apa pun dengan cara yang tegas.
Iran melancarkan serangan roket balistik besar-besaran ke wilayah Israel malam ini. Sekitar 200 roket diluncurkan ke Israel pada Selasa malam oleh Iran, menurut laporan Jerusalem Post, menyusul sirene yang berbunyi di seantero wilayah pendudukan.
Aljazirah melaporkan, rudal-rudal yang diluncurkan dari Iran ini melintasi langit Amman, Yordania. Setidaknya ada tiga salvo berbeda yang terlihat di langit di atas Amman dan jatuh di Tel Aviv dan menduduki Yerusalem Timur.
Melaporkan dari Ramallah di Tepi Barat yang diduduki, jurnalis Palestina Mohammed Khairy mengatakan, lusinan proyektil terlihat di langit menuju ke barat menuju Yerusalem dan Israel. “Rudal-rudal tersebut bergerak hampir tanpa henti. Sirene masih berbunyi. Hingga saat ini, suaranya terdengar di wilayah yang luas di Israel,” kata Khairy kepada Aljazirah Arabia.