Selasa 01 Oct 2024 22:31 WIB

Iran Segera Tembakkan Rudal Balistik ke Israel, AS Minta Warganya Berlindung

Iran sebelumnya menjanjikan pembalasan atas pembunuhan Hassan Nasrallah di Lebanon.

Seorang wanita Iran berjalan melewati spanduk anti-Israel yang memuat gambar rudal Iran, di Teheran, Iran, 16 April 2024.
Foto: EPA-EFE/ABEDIN TAHERKENAREH
Seorang wanita Iran berjalan melewati spanduk anti-Israel yang memuat gambar rudal Iran, di Teheran, Iran, 16 April 2024.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON – Amerika Serikat meyakini Iran sedang bersiap untuk “segera” melancarkan serangan rudal balistik terhadap Israel. Mereka meminta semua warga AS di Israel untuk segera berlindung.

Rencana Iran tersebut, merujuk Associated Press, disampaikan seorang pejabat senior pemerintah AS pada Selasa ini. Ia juga memperingatkan “konsekuensi parah” jika hal itu terjadi. 

Baca Juga

Pejabat tersebut, yang berbicara tanpa menyebut nama untuk membahas masalah ini, mengatakan AS secara aktif mendukung persiapan pertahanan Israel. Hal ini terjadi setelah militer Israel pada hari Selasa memperingatkan warganya untuk mengevakuasi lebih dari dua puluh komunitas perbatasan Lebanon beberapa jam setelah mengumumkan apa yang dikatakannya sebagai operasi darat terbatas terhadap Hizbullah.

Kedutaan Besar Amerika Serikat di Israel juga mengeluarkan pernyataan yang mengarahkan semua “pegawai pemerintah AS dan anggota keluarga mereka untuk berlindung di tempat sampai pemberitahuan lebih lanjut”.

Sementara Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan pemerintahan Biden mengawasi situasi antara Israel dan Hizbullah di Lebanon “dengan sangat cermat” dan “sangat hati-hati” tetapi berkomitmen terhadap pertahanan dan keamanan Israel. 

Berbicara pada hari Selasa sebelum pembicaraan dengan menteri luar negeri Maroko yang sedang berkunjung, Blinken tidak membahas ancaman terhadap Israel yang ditimbulkan oleh potensi peluncuran rudal balistik Iran yang diidentifikasi oleh Gedung Putih sesaat sebelum dia berbicara. 

“Amerika Serikat berkomitmen terhadap pertahanan Israel,” katanya. “Kami mengamati perkembangannya, seperti yang saya katakan, dengan sangat hati-hati saat ini.”

Fars News melansir, Menteri Luar Negeri Iran memperingatkan bahwa rezim Zionis, setelah kematian pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah di Lebanon, harus mengkhawatirkan masa depannya.

Pada Senin malam, Menlu Iran Abbas Araqchi, setelah bertemu dengan Abdullah Safieddin, perwakilan Hizbullah di Teheran, mengatakan kepada wartawan bahwa masa depan adalah milik perlawanan. Araqchi menyampaikan belasungkawa atas kesyahidan Sayyed Hassan Nasrallah kepada rakyat Iran, rakyat Lebanon, dan kelompok perlawanan. 

Ia menambahkan bahwa darah Nasrallah akan memberikan dampak yang lebih besar daripada kehadirannya. Dia menekankan kelanjutan dukungan Republik Islam Iran terhadap perlawanan. 

Menlu Iran juga menyatakan kekecewaannya terhadap Dewan Keamanan PBB dalam menyikapi permasalahan ini dan menambahkan bahwa dengan hadirnya AS sebagai pendukung utama rezim Zionis, maka tidak ada harapan lagi bagi Dewan Keamanan. 

Araqchi menyebut AS sebagai mitra dalam kejahatan Israel di wilayah tersebut dan menekankan bahwa senjata yang digunakan oleh rezim Zionis sebagian besar adalah milik Amerika, dan tanpa izin AS, senjata tersebut tidak dapat digunakan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement