Selasa 01 Oct 2024 09:30 WIB

Cara SMF Berantas Backlog Kelayakan Hunian di Indonesia

Pemerintah berupaya menekan angka backlog perumahan.

Pejalan kaki melintas di lokasi Pilot Project Rumah Rendah Emisi di Perumahan Mutiara Gading City, Bekasi, Kamis (29/8/2024). BTN berkomitmen mendukung pembiayaan 150.000 unit rumah dengan 30 persen penggunaan komponen ramah lingkungan yang ditargetkan bakal tercapai pada 2029. Pada pilot project rumah rendah emisi, BTN menggunakan material ramah lingkungan berupa floor decking yang mengandung 3,6 kilogram (kg) sampah plastik dan paving block yang mengandung 2 kg sampah plastik per 1 meter persegi.
Foto: Republika/Edwin Putranto
Pejalan kaki melintas di lokasi Pilot Project Rumah Rendah Emisi di Perumahan Mutiara Gading City, Bekasi, Kamis (29/8/2024). BTN berkomitmen mendukung pembiayaan 150.000 unit rumah dengan 30 persen penggunaan komponen ramah lingkungan yang ditargetkan bakal tercapai pada 2029. Pada pilot project rumah rendah emisi, BTN menggunakan material ramah lingkungan berupa floor decking yang mengandung 3,6 kilogram (kg) sampah plastik dan paving block yang mengandung 2 kg sampah plastik per 1 meter persegi.

REPUBLIKA.CO.ID, LAMPUNG -- PT Sarana Multigriya Finansial (Persero) (SMF) memiliki program tanggungjawab sosial guna mendukung pengentasan backlog kelayakan hunian di Indonesia. Program peningkatan kualitas rumah di daerah kumuh yang disalurkan senilai Rp36,4 miliar.

"Pembiayaan itu diberikan untuk 521 rumah di 24 wilayah di Indonesia yang tersebar di wilayah Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, dan Nusa Tenggara," kata Direktur Utama SMF, Ananta Wiyogo dalam media gathering dan konferensi pers kinerja semester 1 SMF di Lampung pada Ahad (29/9/2024).

Baca Juga

SMF turut memberikan masukan kebijakan bagi meningkatkan pembiayaan perumahan. Salah satunya melalui penyusunan policy paper yang merupakan hasil kolaborasi SMF Research Institute bersama Kementerian PUPR, Kementerian Keuangan, Bappenas, dan Kemenko Perekonomian.

"Policy Paper tersebut menghasilkan rekomendasi beberapa intervensi yang dapat dilakukan untuk meningkatkan sektor perumahan, di antaranya seperti program perumahan yang tersegmentasi, pembiayaan bagi pekerja informal, Asset Recycling, serta peningkatan peran Pemerintah Daerah," ujar Ananta.

SMF pun mendukung Indonesia Green Affordable Housing Program (IGAHP) untuk penyediaan pembiayaan perumahan hijau dan terjangkau bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR). Bentuknya berupa penyaluran Dana Hibah dari Build Change sebesar 50 ribu USD.

"Untuk pilot project IGAHP bersama BPR Nusamba Cepiring di Kendal, Jawa Tengah dan BPRS Patriot Bekasi, Jawa Barat," ujar Ananta.

Selain itu, SMF mencatatkan pertumbuhan kinerja keuangan yang positif. Pada Semester I Tahun 2024, SMF mencatatkan pertumbuhan aset menjadi Rp51,82 triliun, meningkat 13% dari Rp45,70 triliun pada akhir 2023. Laba bersih juga mencatatkan pertumbuhan positif, mencapai Rp285 miliar, lebih tinggi 17% dibandingkan pencapaian Juni 2023 (year on year) yang sebesar Rp243 miliar.

"Peningkatan ini mencerminkan kinerja yang solid di tengah tantangan ekonomi," ujar Ananta.

Hingga akhir tahun 2024, SMF akan berfokus pada pencapaian target bisnis sebagai liquidity provider bagi lembaga keuangan. Tujuannya agar penyaluran pembiayaan perumahan dapat terus bertumbuh serta mendukung program pemerintah dalam KPR FLPP sebagai salah satu upaya untuk pengentasan backlog perumahan.

"Optimalisasi peran SMF dalam sekretariat ekosistem pembiayaan perumahan juga akan terus dilakukan melalui kajian-kajian komprehensif yang dilakukan melalui SMF Research Institute serta monitoring implementasi pilot project dan memperluas potensi kerja sama pendanaan untuk IGAHP," ujar Chief economist SMF Research Institute Martin Daniel Siyaranamual. Rizky Suryarandika. 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement