Jumat 20 Sep 2024 17:30 WIB

Dedi Mulyadi Menangis di Sidang PK Kasus Vina

Dedi Mulyadi hari ini menjadi saksi sidang peninjauan kembali kasus pembunuhan Vina.

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Andri Saubani
Dedi Mulyadi
Foto: Republika/M Fauzi Ridwan
Dedi Mulyadi

REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON – Sidang lanjutan Peninjauan Kembali (PK) kasus pembunuhan Vina dan Muhammad Rizky atau Eky kembali digelar di Pengadilan Negeri (PN) Cirebon, Jumat (20/9/2024). Sidang masih mengagendakan mendengarkan keterangan saksi.

Dalam sidang kali ini, salah satu saksi yang dihadirkan adalah mantan bupati Purwakarta, Dedi Mulyadi (Demul). Tim kuasa hukum terpidana menghadirkan Demul karena Demul yang pertama melakukan penelusuran untuk mengungkap kasus Vina. 

Baca Juga

Dalam kesaksiannya itu, Demul sempat menangis saat ditanyakan mengenai banyaknya saksi yang kini bermunculan menyampaikan informasi terkait peristiwa kasus Vina yang terjadi delapan tahun lalu. Tim kuasa hukum menanyakan apakah ia menjanjikan atau memberikan sesuatu kepada para saksi.

"Saya tidak pernah menjanjikan sesuatu. Saya hanya memberikan perlindungan bagi mereka. Mereka adalah orang-orang yang terancam. Saksi tidak mengalami ketenangan dalam hidupnya. Dan tugas saya sebagai manusia adalah menyampaikan pesan-pesan Allah pada mereka, untuk menjaga mereka agar berkata benar. Dan negeri ini memerlukan orang-orang yang berkata dengan hati, bukan hanya berkata dengan logika,’’ kata Demul dengan nada suara bergetar.

Demul pun memastikan yang dilakukannya itu berdasarkan panggilan nurani, tanpa ada paksaan dan tujuan apapun. Dia juga mengaku berani mempertaruhkan apapun dalam hidupnya untuk melindungi para saksi dan membebaskan tujuh terpidana yang diyakininya tidak bersalah.

"Dan negeri ini tidak boleh membiarkan ada orang yang mengalami kecelakaan, kemudian, mohon maaf, orang itu juga tamat SMP padahal bapaknya seorang anggota, dan tiap malam menurut keterangan temannya, itu nongkrong, minum minuman keras. Apakah negara akan membela yang tukang minum dan memenjarakan orang-orang miskin?," cetus Demul.

Ketika ditanyakan mengenai adanya momen politik terkait pencalonannya sebagai cagub Jabar dibalik pengungkapkan kasus Vina, Demul menegaskan, tidak ada kaitannya.

"Sebelum kasus ini, saya sudah memiliki elektabilitas yang cukup kalau ngomong politik, medsos saya punya pengikut yang banyak. Dan kalau bicara politik, pertanyaan terbalik, apakah saya sebagai seorang politisi tidak mengambil risiko? Saya juga ngambil risiko. Tapi orang harus mengambil risiko untuk sebuah kebenaran," tukas Demul.

Demul meyakini, peristiwa penganiayaan dan pembunuhan terhadap Vina dan Eky tidak pernah terjadi. Dia pun yakin kedua korban meninggal akibat kecelakaan tunggal yang terjadi di Flyover Talun, Kabupaten Cirebon. 

"Menurut saya peristiwanya itu adalah kecelakaan murni dan ketujuh terpidana tidak bersalah," tegas Demul.

photo
Kejanggalan kasus Vina Cirebon. - (Republika)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement