Jumat 20 Sep 2024 16:16 WIB

UMB Padukan Budidaya Hidroponik dengan Keuangan dan Pemasaran Digital

Salah satu tantangan yang harus dihadapi adalah menjaga keberlanjutan usaha

Wakil Rektor Universitas Mercu Buana (UMB) Jakarta, Dr. Erna Setiyani, M.Si (kedua dari kanan), memperlihatkan hasil tanaman hidroponik di Kelurahan Meruya Selatan, Jakarta Barat.
Foto: .
Wakil Rektor Universitas Mercu Buana (UMB) Jakarta, Dr. Erna Setiyani, M.Si (kedua dari kanan), memperlihatkan hasil tanaman hidroponik di Kelurahan Meruya Selatan, Jakarta Barat.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat ternyata juga menjadi perhatian serius Universitas Mercu Buana (UMB) Jakarta, khususnya dengan memanfaatkan inovasi dan teknologi. Peran aktif UMB dalam meningkatkan kesejahteraan warga terlihat jelas saat menggelar program Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) yang mengkombinasikan budidaya sayur hidroponik dengan teknologi pengelolaan keuangan dan pemasaran digital.

"Budidaya hidroponik dipilih karena selain ramah lingkungan, metode ini juga dapat dilakukan di lahan terbatas seperti di perkotaan," begitu dijelaskan keterangan pers UMB, pekan lalu, di Jakarta.

Baca Juga

Selain itu, disebutkan pula, diperkuat dengan dukungan aplikasi keuangan dan pemasaran digital, diharapkan masyarakat setempat dapat berkembang menjadi pelaku wirausaha yang mandiri dan mampu bersaing di era digital.

Lebih lanjut dijelaskan, program yang merupakan skema hibah program PKM Tahun 2024 dan didanai Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi ini, diawali dengan memberikan pelatihan budidaya sayur hidroponik yang dilakukan tim dosen UMB, bagi warga di wilayah Meruya Selatan, Jakarta Barat. Tim dosen bersama sejumlah mahasiswa UMB juga memberikan bimbingan mulai dari penyiapan media tanam, pemilihan bibit unggul, perawatan tanaman sampai panen.

Metode dan teknologi hidroponik yang diterapkan, diharapkan tidak hanya meningkatkan kualitas hasil pertanian, tapi juga memberikan hasil yang lebih cepat dibanding metode tradisional.

Setelah mempelajari dan memahami teknik budidaya hidroponik, warga juga dibekali dengan pelatihan pengelolaan keuangan menggunakan aplikasi berbasis digital. Melalui pelatihan ini, warga diharapkan mampu melakukan pencatatan keuangan secara teratur, mengatur anggaran, dan memantau arus kas, sekaligus memudahkan mengambil keputusan finansial.

Apalagi, pelatihan finansial tersebut diperkuat pula dengan teknik pemasaran di era digital, dengan memanfaatkan berbagai platform media sosial dan e-commerce. Terkait ini, warga diberi pemahaman tentang cara membuat konten promosi yang menarik, mengelola media sosial untuk meningkatkan brand awareness, serta memanfaatkan platform digital untuk menjual produk hidroponik dengan jangkauan pasar yang lebih luas.

Meskipun program ini telah menunjukkan hasil yang positif, namun dijelaskan salah satu tantangan yang harus dihadapi adalah menjaga keberlanjutan usaha di tengah persaingan pasar yang semakin ketat. Selain itu, juga memastikan agar teknologi yang digunakan tetap relevan dengan kebutuhan komunitas. Soal ini, tim dosen UMB dipastikan akan terus melakukan pendampingan agar komunitas dapat menghadapi tantangan tersebut dan tetap bisa berkembang.

Ke depan, Universitas Mercu Buana berharap dapat memperluas program serupa kepada Masyarakat lain yang memerlukan dukungan dalam bidang wirausaha dan teknologi. Melalui pendekatan yang berkelanjutan, program PKM ini diharapkan dapat memberikan dampak jangka panjang, tidak hanya dalam aspek ekonomi, tetapi juga dalam pemberdayaan sosial masyarakat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement