Terkait insiden meledaknya ratusan pager, penulis buku Spies Against Armageddon, Yossi Melman, dikutip the Guardian meyakini insiden ini adalah hasil operasi Mossad. "Ini pasti hasil operasi Mossad. Seseorang telah menanam bahan peledak kecil atau virus ke dalam penyeranta. Saya tahu (penyeranta-penyeranta) itu baru dibeli juga (oleh Hizbullah)," ujar Melman.
Menurut Melman, banyak anggota Hizbullah memiliki penyeranta, dan alat komunikasi itu tidak hanya dimiliki oleh eselon top atau para komandan di Hizbullah. Mereka menggunakan penyeranta sebagai alat untuk saling berkomunikasi lantaran mereka khawatir telepon seluler mudah disadap dan kerap menjadi alat bagi Israel untuk menitik-targetkan serangan misil.
"Mossad mampu memenertasi dan menginfiltrasi Hizbullah lagi dan lagi," ujar Melman. Namun, Melman mempertanyakan tujuan strategis dari operasi ledakan serentak penyeranta ini. "Tidak akan mengubah situasi (konflik) di lapangan, dan saya tidak melihat ada untungnya (bagi Israel)," kata Melman.
Insiden ledakan serentak ratusan penyeranta di Lebanon terjadi tidak lama setelah Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menggelar pertemuan tingkat tinggi dengan kepala-kepala pertahanan dan militer Israel di tengah meningkatnya ketegangan dengan Hizbullah. The Times of Israel dan Ynet delam pemberitaan mereka menggambarkan pertemuan itu berlangsung 'dramatis'.