Kamis 12 Sep 2024 18:06 WIB

Susu Ikan Jadi Polemik, Ini Penjelasan Minuman Ekstrak Protein Ikan di Menu Makan Gratis

Susu ikan adalah produk turunan dari hidrolisat protein ikan.

Sejumlah pelajar minum susu bersama saat gerakan minum susu di Boyolali, Jawa Tengah, Senin (2/9/2024). Gerakan minum susu yang dilakukan Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Boyolali itu bertujuan untuk mengajak masyarakat semakin gemar minum susu sapi untuk meningkatan kesehatan tubuh juga untuk meningkatkan ekonomi peternak sapi perah.
Foto:

Kepala Organisasi Riset Pertanian dan Pangan BRIN Puji Lestari mengungkapkan kelebihan dari susu ikan yang akan digunakan dalam Program Makan Bergizi Gratis yang diusung oleh Presiden dan Wakil Presiden terpilih Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.

"Kelebihannya dibanding susu sapi biasa, tidak mengandung alergen jika alergi terhadap laktosa. Sehingga, aman bagi penderita lactose intolerant, karena ikan tidak mengandung laktosa," kata Puji, Rabu (12/9/2024).

Puji menambahkan susu ikan juga memiliki kandungan senyawa-senyawa protein yang telah terurai, seperti asam amino esensial dan nonesensial dan peptida yang memiliki fungsi kesehatan bagi tubuh seperti meningkatkan imun. Di samping itu, ungkap dia, susu ikan memiliki kandungan protein yang terpecah, yang memudahkannya untuk diserap langsung oleh tubuh.

"Kemudian, jika dibuat dari ikan yang kaya lemak, susu ikan memiliki lemak baik seperti omega," ujarnya.

Puji menjelaskan susu ikan yang dimaksud merupakan hidrolisat protein ikan yang dijadikan tepung, dan diberi perasa untuk menutupi sisa aroma ikan yang mungkin masih ada, serta untuk memperbaiki rasa. Ia menyebut penggunaan susu ikan ini juga berpotensi membuat nilai produk ini menjadi lebih ekonomis, jika diperoleh dari jenis ikan-ikan non-ekonomis penting, juga berasal dari jenis yang ketersediaan sumber dayanya lebih besar dibandingkan sapi di Indonesia.

"Meskipun istilahnya kurang tepat, yaitu susu, namun menimbang dari manfaat kesehatan serta potensinya yang sangat besar untuk dikembangkan di Indonesia sebagai negara maritim, produk ini dapat menjadi diversifikasi produk kaya protein pengganti susu sapi, mengingat ketersediaan susu sapi masih belum dapat dipenuhi secara mandiri di dalam negeri," tutur Puji Lestari.

Sebelumnya, dietisien atau ahli dari Rumah Sakit Umum Pusat Nasional dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta Fitri Hudayani pun menyampaikan, bahwa susu yang dibuat dari ekstrak daging ikan bisa menjadi pilihan sumber protein hewani.

"Keunggulan ikan dibandingkan dengan sumber hewani lainnya adalah ikan memiliki jenis lemak yang baik dan juga sumber omega 3 yang baik untuk kesehatan, baik untuk pertumbuhan maupun perkembangan otak," katanya.

Namun, dia mengingatkan bahwa produsen susu ikan saat ini belum banyak. Mereka yang ingin secara konsisten memasukkan susu ikan ke daftar menu sebaiknya mempertimbangkan ketersediaan produk itu.

"Produk ini masih belum banyak dikenal dan dikonsumsi banyak orang maka perlu dipertimbangkan juga apakah mudah didapatkan jika akan dimasukkan ke dalam daftar menu sehari-hari, sehingga dapat terjaga konsistensi keberadaannya dalam menu," kata Fitri.

Ia juga menyampaikan sebagaimana susu sapi, susu ikan juga mengandung alergen yang bisa memicu reaksi alergi pada orang tertentu. Selain itu, kata dia, diperlukan mempertimbangkan mengenai penerimaan terhadap rasa dan aroma susu ikan karena tidak semua orang menyukainya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement