Kamis 12 Sep 2024 06:06 WIB

Dharma-Kun Kritisi Rencana Dinkes DKI Sebar Nyamuk Wolbachia

Kemenkes telah melakukan penelitian nyamuk Aedes aegypti ber-wolbachia di Yogyakarta.

Rep: Bayu Adji Prihammanda / Red: Erik Purnama Putra
Cawagub Jakarta Kun Wardana Abyoto saat melakukan pertemuan dengan Forum Solidaritas Masyarakat Nusantara di Tebet, Jakarta Selatan, Rabu (11/9/2024).
Foto: Bayu Adji/Republika
Cawagub Jakarta Kun Wardana Abyoto saat melakukan pertemuan dengan Forum Solidaritas Masyarakat Nusantara di Tebet, Jakarta Selatan, Rabu (11/9/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta berencana merilis nyamuk Aedes aegypti ber-wolbachia di Kembangan Utara, Jakarta Barat pada akhir September 2024. Nyamuk Aedes aegypti ber-wolbachia dinilai dapat mengurangi populasi nyamuk yang menyebabkan demam berdarah dengue (DBD).

Calon wakil gubernur (cawagub) DKI Jakarta Kun Wardana Abyoto mengaku, masih meragukan dampak positif dari pelepasan nyamuk Aedes aegypti ber-wolbachia. Menurut dia, alih-alih mencegah penyebaran DBD, langkah Pemprov DKI Jakarta itu dapat memberikan efek negatif terhadap masyarakat.

Baca Juga

"Yang kita lihat itu adalah terlampai cepat keputusannya. Padahal itu kan harus penelitian yang betul-betul secara saksama," kata Kun saat ditemui di kawasan Tebet, Jakarta Selatan, Rabu (11/9/2024).

Dia mengakui, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) telah melakukan penelitian terkait nyamuk Aedes aegypti ber-wolbachia di Yogyakarta. Namun, penelitian itu tak serta merta bisa dijadikan dasar untuk menyebarkan nyamuk itu di wilayah DKI Jakarta.

"Memang penelitian di Jogja, tapi apakah situasi di Jogja itu sama dengan di Jakarta, di Bandung? Bagaimana efek terhadap lingkungan? Apa sudah ada amdal?" kata Kun mempertanyakan.

Kun mengatakan, ketika nyamuk itu sudah dilepas ke lingkungan masyarakat, pemerintah tak akan bisa serta merta membatalkannya ketika ada dampak negatif. Apalagi, ia mengaku memiliki data, penyebaran nyamuk Aedes aegypti ber-wolbachia di negara lain memberikan dampak negatif. Karena itu, diperlukan kajian lebih lanjut terkait hal itu.

"Kami mengharapkan ini bisa dikaji lagi, dengan lebih seksama, karena ini banyak masyarakat luas. berpotensi masalah kalau ternyata ini bisa menimbulkan efek negatif. Yang jelas, ini perlu kajian lebih lanjut lagi, butuh kehati-hatianan dan kewaspadaan," ujar Kun, yang mendampingi Komjen (Purn) Dharma Pongrekun sebagai pasangan independen pada Pilgub DKI Jakarta.

Sebelumnya, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta Ani Ruspitawati mengatakan, pihaknya akan mulai merilis nyamuk Aedes aegypti ber-wolbachia di wilayah Kembangan Utara pada akhir September 2024. Menurut dia, hal itu merupakan tindak lanjut dari program Kemenkes.

"Karena kita ada di lima daerah yang secara awal mengimplementasikan nyamuk Aedes ber-wolbachia. Akan kita mulai di kembangan Utara," kata Ani di Jakarta pada awal September 2024.

Setelah rilis nyamuk Aedes aegypti ber-wolbachia di Kembangan Utara selesai, Dinkes akan beraih ke wilayah kecamatan lain di Jakarta Barat secara bertahap. Sesuai dengan arahan Kemenkes, penyebaran nyamuk wolbachia di wilayah Jakarta akan fokus terlebih dahulu di Jakarta Barat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement