REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bakal calon wakil gubernur (cawagub) Jakarta Kun Wardana Abyoto buka suara soal adanya gerakan 'Anak Abah Tusuk Tiga Paslon' di Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jakarta 2024. Menurut dia, gerakan itu merupakan merugikan masyarakat karena menyia-nyiakan hak pilih mereka.
Kun mengakui mencoblos tiga pasangan calon (paslon) di Pilgub DKI Jakarta merupakan bagian dari hak konstitusi warga. Namun, ia berupaya untuk mengubah gerakan itu untuk menjadi basis suara bagi pasangan Dharma Pongrekun-Kun Wardana.
"Kami masih punya dua bulan dalam kampanye. Ya saya mengharapkan nanti, ada pepatah, tak kenal maka tak sayang. Dengan kita sosialisasi, kita menemui mereka, mudah-mudahan, dengan kita ketemu, mereka mau memilih kami," kata dia di kawasan Tebet, Jakarta Selatan, Rabu (11/9/2024).
Ia menilai, gerakan mencoblos tiga paslon itu merupakan hal yang patut disayangkan. Pasalnya, negara telah memberikan hak kepada warga untuk memilih pemimpinnya melalui mekanisme pemilihan kepala daerah (pilkada).
Karena itu, Kun menyarankan masyarakat yang tergabung dalam gerakan itu untuk lebih dahulu melihat semua program, ide, dan gagasan, dari ketiga paslon. Dengan mengenal paslon melalui programnya, masyarakat pasti dapat menilai masing-masing paslon dengan lebih obyektif.
"Diharapkan dengan pemilihan itu mereka bisa memilih salah satu dari ketiga ini," kata Kun, yang merupakan bakal cawagub independen itu.
Sebelumnya, media sosial diramaikan dengan gerakan "Anak Abah Tusuk Tiga Paslon". Gerakan itu diduga diinisiasi oleh pendukung Anies Baswedan karena sosok panutan mereka tak bisa maju di Pilgub DKI Jakarta.