REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Jebakan pejuang Palestina berhasil melukai seorang perwira Israel, Kolonel Golan Vach, di Gaza Tengah. Perwira itu sempat mendapat perhatian internasional atas klaim palsunya tentang pemenggalan kepala bayi dan insiden pemerkosaan dalam serangan Topan al-Aqsa pada 7 Oktober silam.
Kolonel tersebut terluka setelah sebuah terowongan runtuh menimpanya di Gaza tengah menurut Quds News Network. Dalam insiden itu, operasi perlawanan meledakkan terowongan jebakan setelah memancing pasukan pendudukan Israel ke dalamnya, menyebabkan mantan komandan IOF berada dalam kondisi kritis.
Pada 2023, tak lama setelah Operasi Topan Al-Aqsa dilancarkan, Vach mengaku secara pribadi telah melihat Hamas memenggal kepala bayi dan memperkosa perempuan. Narasi yang ia sebarkan dan jadi berita sampul media-media barat kemudian dibantah oleh para pemukim Israel sendiri yang selamat dari Petunjuk mematikan Hannibal yang diberlakukan oleh pasukan penjajahan Israel (IDF) hari itu.
Sementara, Adina Moshe (72 tahun) yang sempat ditahan oleh faksi Perlawanan Palestina di Gaza, mengungkapkan bahwa militer pendudukan Israel tidak memiliki pengetahuan nyata tentang infrastruktur terowongan gerakan perlawanan.
Selama wawancara untuk stasiun televisi Israel Channel 12 pada Ahad, Moshe mengatakan bahwa dinas keamanan Israel Shin Bet memintanya untuk menggambar peta terowongan setelah dia dibebaskan dalam perjanjian pertukaran tahanan.
“Shin Bet meminta saya untuk menggambar peta terowongan di Gaza karena mereka tidak tahu apa-apa tentang terowongan tersebut,” kata Moshe kepada seorang pewawancara. Badan keamanan telah mengirim seorang insinyur untuk berbicara dengan Moshe sebelumnya, di mana dia mengatakan kepadanya bahwa terowongan di Jalur Gaza adalah "labirin bawah tanah yang luas yang membentang di seluruh wilayah."
Colonel Golan Vach, the Israeli officer who gained international attention for his false claims about beheaded babies and rape incidents in the October 7th Hamas military operation, has reportedly been killed in Gaza.
More details:
https://t.co/qFIiPqJbJO pic.twitter.com/bcQTQT3e6k
— Quds News Network (QudsNen) September 11, 2024
Dia juga mengatakan kepada insinyur tersebut bahwa operasi militer saja tidak akan membantu mengambil kembali tawanan yang tersisa. “Perdana Menteri Benjamin Netanyahu berbohong, dan baik dia maupun militer tidak mengetahui apa pun tentang terowongan Hamas di Gaza,” tambah tawanan yang dibebaskan itu.
Menurut Channel 12, ketika Moshe diminta membuat sketsa terowongan, dia menjawab bahwa dia bukan seorang seniman. Dia juga diminta menjelaskan terowongan, jalurnya, lokasinya, serta perangkat komunikasi dan kabel yang dipasang di dalamnya. Perlu dicatat bahwa Moshe berpartisipasi dalam protes yang menuntut pemerintah Israel mencapai perjanjian gencatan senjata dan kesepakatan pertukaran tahanan dengan perlawanan Palestina.