Kamis 05 Sep 2024 21:42 WIB

Dampak Fatal Eksodus Besar-besaran Keluar Israel dan Ragam Bujuk Rayu untuk Kembali

Israel melakukan bujuk rayu warganya agar kembali lagi

Warga Israel di Bandara Ben Gurion dekat Tel Aviv, Israel, Ahad, 28 November 2021. Seperempat Yahudi Israel dilaporkan siap melakukan eksodus.
Foto:

Sementara itu, rezim sayap kanan di Israel lebih memilih untuk membiarkan konflik terus berlanjut dan menolak solusi apa pun yang memberikan keadilan bagi pemilik tanah yang dirampas - Palestina - dan mengakui negara merdeka dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya.

Hukum Dasar Pengembalian Israel tahun 1950 memberikan hak kepada orang-orang Yahudi yang lahir di mana pun di dunia untuk pindah ke Israel dan mendapatkan kewarganegaraan dengan segera.

Mereka dijanjikan akan mendapatkan hibah real estat di pemukiman yang dibangun - secara ilegal, menurut hukum internasional - di wilayah Palestina yang diduduki. M

enurut surat kabar Globes, rezim Israel telah mengumumkan pembebasan pajak atas rumah untuk imigran baru, mulai bulan ini, sebagai pengakuan bahwa penawaran yang ada tidak cukup dan bahwa ada kebutuhan untuk membalikkan tren migrasi begitu banyak orang yang meninggalkan Israel, serta pelarian para investor.

Para imigran baru tidak akan membayar pajak untuk rumah yang bernilai di bawah dua juta shekel (546.142 dolar AS).

Pajak naik menjadi 0,5 - 5 persen jika harga rumah melebihi dua juta shekel, dan hanya mencapai 8 persen jika harganya melebihi enam juta shekel.

Tawaran menggiurkan ini merupakan tambahan dari diskon yang ditetapkan oleh undang-undang perpajakan saat membeli properti investasi.

Saya rasa cukup masuk akal untuk mengatakan bahwa siapa pun yang memiliki hati nurani, yang melihat pembunuhan, ketidakadilan dan potensi perang regional, akan berpikir dua kali sebelum pindah ke Israel.

Orang-orang normal dan layak yang memiliki modal disambut dengan baik di negara-negara lain yang stabil di mana keadilan sosial adalah norma, jadi mengapa memilih untuk pindah ke Israel?

BACA JUGA: 4 Kondisi Kritis yang Paling Menentukan Saat Manusia Hadapi Sakaratul Maut

Jumlah migran ke Israel turun lebih dari setengahnya antara 7 Oktober dan 29 November tahun lalu, menurut statistik yang disediakan oleh Otoritas Imigrasi Israel.

Times of Israel melaporkan bahwa setengah juta orang telah meninggalkan negara pendudukan dan tidak kembali, yang menegaskan erosi kepercayaan dan penurunan populasi yang membuat rezim di Tel Aviv ketakutan. Ramalan tentang “kutukan dekade kedelapan” semakin membayangi negara apartheid Israel.

Sumber: alaraby.co.uk

photo
Rupa-Rupa Dampak Boikot Israel - (Republika)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement