Kamis 05 Sep 2024 14:27 WIB

Ray Dalio Yakin Indonesia Berpotensi Besar Jadi Kekuatan Baru di Dunia

Indonesia bisa menciptakan zona ekonomi khusus.

Rep: Antara/ Red: Gilang Akbar Prambadi
Pendiri Bridgewater Associates Ray Dalio.
Foto: Dok. KTD
Pendiri Bridgewater Associates Ray Dalio.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesia mempunyai potensi besar untuk bisa terus berkembang sebagai kekuatan baru di dunia dengan kunci utamanya peningkatan produktivitas bangsa dan salah satu cara yang harus ditempuh melakukan investasi di sektor Pendidikan, kata investor kawakan yang juga pendiri Bridgewater Associates Ray Dalio.

“Presiden Indonesia terpilih berada di negara yang memiliki potensi besar. Dalam hal pembentukan modal dan pendidikan dan sebagainya. Ia memiliki uang dan kemauan untuk berinvestasi dengan baik, untuk meningkatkan produktivitas dengan berbagai cara, ” kata Ray di Jakarta, Kamis (5/9/2024).

Baca Juga

Ray menambahkan, Indonesia bisa belajar dari apa yang dilakukan Deng Xiaoping di China di tahun 1980an. Ketika itu, Deng melakukan kebijakan pintu terbuka dan reformasi. Dua hal itu bisa menciptakan modal dan juga ide-ide baru dan modal tersebut bisa digunakan untuk investasi di pendidikan.

“Jadi kombinasi antara berada dalam kurva pertumbuhan ketika Anda memiliki modal internal yang cukup sehingga Anda dapat berinvestasi dengan baik dan mendapatkan dorongan produktivitas,” ungkap Ray.

Menurut Ray yang merupakan orang terkaya ke-124 di dunia itu, Indonesia bisa menciptakan zona ekonomi khusus yang dapat menjadi laboratorium untuk eksperimen reformasi dan pengembangan ekonomi. Reformasi ini termasuk perubahan dalam sistem hukum dan kebijakan ekonomi untuk menarik investasi dan meningkatkan produktivitas.

“Tentu saja, untuk mereformasi sebuah negara secara keseluruhan, seperti yang dilakukan oleh Deng Xiaoping di China dan Nahrendra Modi di India, lebih menantang. Dan, tentu saja, setiap negara yang sukses bermuara pada dua hal itu yaitu reformasi dan meritokrasi. Anda membawa pengetahuan dan talenta asing serta modal asing, dan Anda berinvestasi untuk melakukan reformasi tersebut,” kata Ray.

Menurut Ray, Presiden yang baru juga harus bisa menciptakan lingkungan yang memungkinkan adanya produktivitas.

“Jadi, Anda harus memiliki produktivitas berbasis luas. Jika Anda tidak memiliki produktivitas berbasis luas, Anda memiliki terlalu banyak kesenjangan kekayaan dan kesenjangan kesempatan, dan itu menyebabkan masalah tersendiri,” ujar Ray.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement