REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ekonom senior Faisal Basri meninggal dunia pada Kamis (5/9/2024). Faisal berpulang pada sekira pukul 03.50 WIB di RS Mayapada, Kuningan, Jakarta Selatan. Pria kelahiran Bandung, 6 November 1959 itu meninggal pada usia 64 tahun.
Pada Pilkada DKI 2012, Faisal pernah maju sebagai calon Gubernur DKI Jakarta dari jalur independen. Saat itu, ia bersaing dengan pasangan incumbent Fauzi Bowo-Nachrowi Ramli diprediksi akan melaju ke putaran kedua Pilkada DKI Jakarta, bersama pasangan Joko Widodo-Basuki T Purnama (Ahok). Kendati gagal masuk putaran kedua, Faisal saat itu mengaku tidak merasa kalah.
Dengan amat sederhana, Faisal menjelaskan, jalan independen yang ia pilih dalam Pilkada DKI Jakarta merupakan garis perjuangan dan bukan semata-mata untuk mengejar jabatan. Independen merupakan upaya membangun kedaulatan politik berbasis warga bukan partai politik.
"Selama ini warga banyak ditinggalkan partai politik. Ini bagian upaya kita untuk melakukan koreksi terhadap kehidupan politik yang ada sekarang," katanya kepada wartawan.
Upaya koreksi ini, lanjutnya, menjadi terbuka setelah jalur independen dibuka.
"Jadi, jangan dilihat semata-mata ini untuk mencapai kursi gubernur. Tapi ini cara kita untuk melakukan sesuatu untuk meningkatkan keseimbangan politik yang lebih berkualitas," tegasnya saat itu.
Bersama Biem Benjamin, Faisal Basri berhasil meraup suara hingga 5 persen yang membuktikan sebagai calon independen ia sudah mendapat tempat di kalangan warga Jakarta. Dalam kampanyenya, Faisal-Biem menjanjikan untuk memprioritaskan penataan ulang sistem pelayanan dasar dalam bidang transportasi publik, sumber daya air, dan persampahan, disamping peyempurnaan dan perbaikan layanan pendidikan, kesehatan, administrasi kependudukan dan administrasi perizinan usaha dan koordinasi investasi.