Senin 02 Sep 2024 17:31 WIB

Peneliti BRIN Beberkan 15 Segmen Megathrust di Indonesia, Potensi Gempa Hingga Magnitudo 9

Ke-15 segmen megathrust itu membentang dari pesisir barat Sumsel hingga utara Papua.

Infografis Serius Sikapi Potensi Tsunami Akibat Megathrust
Foto:

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyampaikan pentingnya penyesuaian gaya rumah untuk mengantisipasi dampak gempa megathrust. Menurut BMKG, Indonesia memiliki titik-titik gempa megathrust yang perlu diwaspadai dan berpotensi menimbulkan bencana. 

"BMKG selalu berupaya melakukan edukasi ya, bagaimana menghadapi ini -megathrust-, bukan saja pada masyarakat, tetapi juga pada pemangku kepentingan, para pengambil keputusan, agar pola hidup, gaya hidup, gaya membangun rumah bangsa Indonesia ke depan ini juga bisa menyesuaikan," kata Deputi Modifikasi Cuaca BMKG Tri Handoko Seto saat ditemui di Kantor Kemenko PMK, Jakarta, Senin.

Tri menegaskan, masyarakat tidak perlu panik atas informasi terkait gempa megathrust. Karena, menurutnya, BMKG selama ini secara terus-menerus sudah memberikan edukasi dan informasi terkait mitigasi yang perlu dilakukan masyarakat untuk menghadapi kemungkinan bencana tersebut.

"Pertama, masyarakat jangan panik, justru kalau panik salah. Masyarakat harus terliterasi dengan baik, kemudian mengikuti arahan-arahan dari sumber-sumber resmi BMKG. Masyarakat harus semakin banyak tahu, bagaimana kita menghadapi potensi-potensi seperti itu," ujarnya.

Sebelumnya, Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Dwikorita Karnawati meminta pemerintah daerah agar menyiapkan tata ruang yang aman dan mampu menampung masyarakat sebagai upaya mitigasi bila gempa megathrust terjadi di Indonesia.

"Bagaimana menyiapkan masyarakat dan pemerintah daerah sebelum terjadi gempa dengan kekuatan tinggi yang mengakibatkan tsunami. Pemerintah daerah itu sudah diajak bersama-sama menyiapkan infrastrukturnya, menyiapkan sistemnya, adakah jalur evakuasi nya, adakah tempat shelter evakuasi," kata Dwikorita belum lama ini.

Kemudian, kata dia melanjutkan, zona-zona rawan seperti daerah dekat laut dan pantai juga perlu dikosongkan dan tidak didirikan banyak bangunan. "Pemda diharapkan juga menyiapkan tata ruang di sana. Di pantai itu dibatasi, jangan dibangun bangunan-bangunan. Kalau sampai dibangun hotel, hotelnya harus siap menghadapi (megathrust), diwajibkan bangunannya mampu tahan 8,5 magnitudo," katanya.

Dwikorita Karnawati mencontohkan Pemda DIY merupakan salah satu pemda yang telah menyiapkan tata ruang yang aman menghadapi potensi gempa megathrust lewat pembangunan Bandar Udara Internasional Yogyakarta di Kulon Progo.

"Yogyakarta International Airport itu sudah disiapkan untuk menghadapi Megathrust. Jadi dibangun insya Allah desainnya dirancang tahan gempa 8,5 magnitudo. Megathrust dan elevasinya lebih tinggi dari elevasi tsunami. Jadi kalau sedang berada di Bandara YIA, kalau ada gempa, ada tsunami, jangan keluar gedung. Tempat paling aman di situ, lari ke lantai mezzanine dan lantai 2 dan ada Crisis Center untuk masyarakat mampu menampung 2.000 orang, bandara-nya itu menampung 10.000 orang," katanya.

photo
Komik Si Calus : Musim Hujan - (Daan Yahya/Republika)

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement