REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Tekanan yang dilancarkan Israel dan AS tak membuat Iran mundur dari program nuklirnya. Amir-Saeid Iravani, duta besar Iran untuk PBB, mengatakan Iran tidak akan pernah menghentikan pengayaan nuklir karena itu adalah hak yang tidak dapat dicabut.
Sebagai penanda tangan NPT, kata ia, Iran dapat memproduksi teknologi nuklir yang damai, termasuk pengayaan uranium, selama masih dalam batas tertentu.
"Jadi pengayaan adalah hak kami, dan hak yang tidak dapat dicabut, dan kami ingin melaksanakan hak ini. Saya pikir pengayaan tidak akan pernah berhenti," kata Iravani dalam acara Face the Nation di CBS News seperti dilansir Aljazirah, Senin (30/6/2025).
Sebelum serangan udara AS dan Israel, Iran telah memperkaya uranium hingga tingkat kemurnian 60 persen. Hal itu membuat IAEA dan kritikus program nuklir Teheran khawatir.
Presiden AS Donald Trump sesumbar bahwa serangan AS ke Iran telah membuat fasilitas nuklir negara itu rusak parah.
Dalam wawancara dengan Fox News, Trump mengatakan bahwa serangan AS telah menghancurkan kemampuan nuklir Iran. "Itu 12 hari yang sangat intens — sangat, sangat intens," katanya.
Pemimpin tertinggi Iran Ayatullah Ali Khamenei menuduh Presiden AS Donald Trump membesar-besarkan keberhasilan serangan militer AS ke fasilitas nuklir Iran baru-baru ini. "Presiden Amerika melebih-lebihkan peristiwa ini dengan cara tidak biasa, dan ternyata dia memang perlu membesar-besarkan hal itu," kata Khamenei di platform X pada Ahad (29/6).
View this post on Instagram