REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Muncul isu Bupati Kendal Dico Ganinduto mundur dari pencalonan Pemilihan Wali Kota (Pilwakot) Semarang 2024. Ternyata, kabar itu menarik perhatian sejumlah warga di media sosial. Beberapa warganet mendukung Dico untuk tetap maju menjadi calon wali kota (cawalkot) Semarang.
Pakar Strategic Communication Tuhu Nugraha menilai jika dukungan publik di berbagai kanal media sosial bisa menjadi pertimbangan partai untuk mengusung Dico. "Karena sudah jadi rahasia umum saat ini salah satu faktor keputusan menentukan calon adalah popularitas di media sosial," kata Tuhu kepada wartawan dikutip di Jakarta, Senin (26/8/2024).
Menurut dia, partai bisa menjadikan aspirasi warganet sebagai bahan pertimbangan memajukan Dico. "Karenanya aspirasi media sosial sebagai salah satu penentu pengambilan keputusan partai menentukan calon kepala daerah adalah valid," ujar Tuhu.
Direktur Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat Informasi (LPPMI) Kamilov Sagala mengatakan, saat ini, sensitivitas pemilih dapat dilihat dari capaian kinerja seorang calon dari daerah yang pernah dipimpinnya. "Prestasi kinerja Dico ini dinilai masyarakat pemilih saat membangun Kota Kendal, ini jadi titik kinerja Dico yang bisa diuji dan bisa juga dilihat langsung oleh masyarakat," kata Kamilov.
Menurut dia, sosok yang dikenal saja tidak cukup untuk menjadi cawalkot. Kamilov menilai, pemilih sekarang sudah lebih kritis dan tajam dalam mengamati rekam jejak seseorang. Karena itu, nilai tertinggi kandidat ditentukan oleh pemilih, bukan berdasarkan faktor partai pengusung.
"Mesin partai sebagai kendaraan memang bernilai tapi lebih punya nilai tinggi hasil kinerja yang bersangkutan. Jadi saat ini penilaian dari gerbong-gerbong partai itu hanya bernilai 25 persen saja," ucap Kamilov.