REPUBLIKA.CO.ID, SINGAPURA -- Kementerian Kesehatan Singapura mulai Kamis (22/8/2024), melakukan pemeriksaan suhu dan visual untuk pengunjung dan awak dari pesawat tertentu yang masuk di bandara Changi. Ini dilakukan sebagai upaya pencegahan terhadap bahaya Mpox.
Dikutip dari Channel News Asia, Ahad (25/8/2024), pemeriksaan tersebut akan dilakukan bagi mereka yang datang dari tempat-tempat yang berpotensi terkena risiko wabah Mpox.
Sejauh ini, tidak ada penerbangan langsung antara Singapura dan negara mana pun yang terkena wabah Mpox. Tindakan pemeriksaan serupa juga akan diterapkan di pos pelabuhan laut bagi awak kapal dan penumpang yang datang dari daerah terdampak Mpox.
"Tindakan pencegahan ini akan meningkatkan pengawasan Singapura terhadap Mpox di perbatasan," tulis Kementerian Kesehatan dalam pernyataannya.
Peringatan kesehatan telah diberlakukan di pos pemeriksaan udara sehingga para pelancong harus mengambil tindakan pencegahan pribadi yang diperlukan untuk menghindari penularan.
“Wisatawan sangat disarankan untuk meлmatuhi imbauan ini, terutama jika mereka bepergian dari dan ke negara-negara yang terkena dampak."
“Wisatawan yang mengalami demam, ruam dan/atau gejala yang mirip dengan Mpox akan dirujuk untuk pemeriksaan medis,” tulis Kementerian Kesehatan.
Hingga Kamis (22/8/2024), sebanyak 13 kasus Mpox yang terkonfirmasi telah terdeteksi di Singapura pada tahun ini. Namun, semuanya merupakan infeksi klade 2 yang tidak terlalu parah.
Tidak ada kasus klade 1 yang terdeteksi di Singapura hingga saat ini, termasuk strain paling baru klade 1b. Meskipun Mpox telah dikenal selama beberapa dekade, jenis baru yang lebih mematikan dan lebih mudah menular, di mana klade 1 b telah mendorong lonjakan kasus baru-baru ini.
Pada pekan lalu, WHO telah menyatakan Mpox sebagai keadaan darurat kesehatan masyarakat global untuk kedua kalinya dalam dua tahun. Sekitar 3,6 persen kematian Mpox terjadi, dengan anak-anak menjadi lebih berisiko.
"Sejauh ini, wabah tersebut secara umum masih terbatas di Afrika, dengan dua kasus mpox klade I yang lebih parah dilaporkan di Swedia dan Thailand. Saat ini tidak ada laporan penyebaran lokal di kedua negara ini," ujar Kementerian Kesehatan Singapura.