Jumat 16 Aug 2024 19:29 WIB

Pamer Fasilitas Misil Bawah Tanah Lewat Video Mencengangkan, Hizbullah Siap Serang Israel

Menurut juru bicara Hizbullah, fasilitas misil bawah tanah itu bisa seluas satu kota.

Fasilitas misil bawah tanah Hizbullah.
Foto:

Berbeda dengan Hizbullah yang siap perang, Perdana Menteri sementara Lebanon Najib Mikati mengungkapkan adanya kekhawatiran bagi upaya diplomatik untuk mencegah perang di negara itu. Ia mengakui eskalasi ketegangan antara Israel dan kelompok Hizbullah terus meningkat.

"Ada kemungkinan yang mengkhawatirkan bagi diplomasi yang ditujukan untuk mencegah perang dan menghentikan agresi Israel," kata Mikati, Rabu (14/8/2024), dikutip Anadolu dilansir Antara.

Mikati menegaskan kembali komitmen Lebanon terhadap implementasi Resolusi PBB 1701, yang menyerukan penghentian penuh permusuhan antara Lebanon dan Israel. Ia berjanji bahwa pemerintah akan menggunakan semua kapasitas dan persahabatannya untuk melindungi Lebanon, karena kerasnya pendirian Israel mengancam upaya penghentian perang.

Kekhawatiran mengenai perang besar-besaran antara Israel dan Hizbullah meningkat di tengah-tengah serangan lintas batas selama berbulan-bulan. Eskalasi konflik ini terjadi di tengah serangan gencar Israel di Jalur Gaza, yang telah menewaskan hampir 40.000 korban sejak Oktober lalu, menyusul serangan lintas perbatasan oleh kelompok pejuang Palestina, Hamas.

Pada Jumat, tentara Israel mengeluarkan perintah evakuasi terbaru bagi penduduk di beberapa wilayah di Jalur Gaza bagian tengah dan selatan yang sebelumnya ditetapkan sebagai zona aman kemanusiaan. Juru bicara tentara Israel Avichay Adraee mengumumkan bahwa penduduk Blok 89-2356 di lingkungan Deir al-Balah timur dan mereka yang berada di lingkungan al-Qarara, al-Mawasi, al-Jalaa, Kota Hamad, dan al-Nasser di Khan Younis diharuskan untuk melakukan evakuasi.

Militer tersebut mengeklaim bahwa wilayah-wilayah tersebut adalah zona pertempuran berbahaya karena dugaan operasi Hamas. Sebelumnya, beberapa wilayah tersebut, seperti Al-Mawasi, telah ditetapkan sebagai zona aman kemanusiaan bagi pengungsi Palestina di tengah serangan Israel yang terus berlanjut di Gaza.

Menurut organisasi kemanusiaan internasional Oxfam, lebih dari 1,7 juta pengungsi Palestina saat ini tinggal di wilayah Al-Mawasi dan sekitarnya yang mencakup kurang dari seperlima wilayah Gaza.

Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) menyatakan pada Jumat bahwa perintah evakuasi baru telah dikeluarkan oleh otoritas Israel, bahkan di dalam apa yang disebut zona kemanusiaan. UNRWA menggambarkan situasi tersebut sebagai mimpi buruk kematian dan kehancuran yang tak berujung dalam skala yang mengejutkan.

"Ketakutan menyebar karena keluarga-keluarga tidak punya tempat tempat tujuan,” kata UNRWA dikutip Anadolu.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement