Selasa 13 Aug 2024 07:54 WIB

Kritikan An Se-young dan Tugas Berat Komjen Fadil Imran di PBSI

An Se-young mengkritik manajemen Asosiasi Bulu Tangkis Korsel setelah meraih emas

An Se-young (tengah) menerima emas Olimpiade Paris 2024 dari nomor tunggal putri bulu tangkis. Wakil Indonesia Gregoria Mariska Tunjung (kanan) meraih perunggu, sementara He Bing Jiao (China) mendapatkan perak.
Foto:

An menderita cedera ligamen pada lutut kanan saat final Asian Games Hangzhou pada Oktober tahun lalu. Ia merasa tak mendapatkan penanganan yang tepat dari rumah sakit rujukan BKA dan merasa cederanya disepelekan.

Setelah membela tim Uber Korsel, An mengumumkan otot patelanya robek pada awal Mei. Cedera yang mengharuskannya beristirahat dan memulihkan kondisi fisik menjelang Olimpiade.

BKA membantah An dalam pernyataan 10 halaman pada tengah pekan lalu. Dikutip dari Yonhap, BKA mengklaim bahwa An telah menjalani pelatihan rehabilitasi selama lima pekan dengan timnya sendiri, Samsung Life Sports, atas permintaannya. An juga berpartisipasi di Kumamoto Masters Jepang dan Li-ning China Masters pada bulan November atas "keinginannya sendiri yang kuat."

"Dari 12 atlet bulu tangkis yang berpartisipasi dalam Olimpiade, An Se-young diberikan pelatih khusus sejak Februari tahun ini untuk membantu mengelola dan memulihkan cederanya," kata asosiasi tersebut. BKA menambahkan, mereka telah menerbangkan seorang dokter pengobatan tradisional Timur dari Seoul ke Paris setelah An menderita cedera tendon pergelangan kaki tak lama setelah tiba di Paris.

"Pledoi" BKA itu juga memuat pesan teks dari pelatih kepala Kim Hak-kyun kepada An pada November lalu yang menasihatinya untuk "berfokus pada rehabilitasi" dan bahwa ia tidak perlu "terlalu memaksakan diri" untuk berpartisipasi di dua turnamen Masters.

BKA menggarisbawahi telah melakukan yang terbaik untuk An. Namun demikian, BKA juga menyatakan akan "memeriksa secara menyeluruh" catatan rumah sakit untuk memverifikasi di mana An telah salah didiagnosis dan memastikan bahwa "insiden seperti itu tidak terjadi lagi."

Pelatih pribadi dan program latihan

Protes An tak sampai di situ. Kritikannya merembet kepada pengembangan pemain dan metode pelatihan untuk pemain tunggal dan ganda yang disebutnya harus dibedakan. Menurut An, harus ada manajer dan pelatih yang terpisah, dan metode pelatihan yang secara sistematis berbeda.

Ia menuding BKA selama ini terlalu fokus pada nomor ganda yang telah meraih hasil bagus di kompetisi internasional pada masa lalu. “Karena ganda selalu memberikan hasil terbaik, pemain ganda menjadi prioritas dalam perawatan (cedera) dan pelatihan.”

Oleh karena itu, An secara konsisten mengutarakan pendapatnya bahwa ia lebih suka menggunakan pelatih pribadi. Ia merujuk pada tunggal Taiwan, Tai Tzu-ying, yang membawa dua pelatih, dan Chen Yu-fei (China) yang juga membawa dua pelatih.

An juga mengkritik program latihan kekuatan di pelatnas BKA dan metode latihan bulu tangkis yang sama seperti beberapa tahun yang lalu. Menurut dia, metode latihan ini berisiko cedera cukup tinggi. Dengan kata lain, An meminta perubahan metode yang dinilainya tak mengikuti perkembangan zaman.

Apakah yang terjadi di PBSI sama dengan BKA? Bisa iya, bisa tidak. Harus ada audit menyeluruh yang melibatkan pihak-pihak yang kompeten untuk menilainya.

 

Fadil menargetkan...

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement