REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ) bersama Dinas Pendidikan Kota Depok menggelar program pelatihan dan pendampingan untuk guru sekolah dasar inklusif. Program ini bertujuan meningkatkan kemampuan guru dalam memahami dan memenuhi kebutuhan anak berkebutuhan khusus (ABK).
Sosialisasi dan pembukaan program kegiatan Pelatihan dan Pendampingan Program Asessmen dan Adaptasi Kurikulum Anak Berkebutuhan Khusus Guru jenjang Sekolah Dasar Wilayah Depok, 2024 dibuka oleh Kepala Dinas Pendidikan Kota Depok Siti Chaerijah Aurijah. Program Kegiatan Pengabdian ini di ketuai oleh Dosen Universitas Muhammadiyah Jakarta Dr Suharsiwi, MPd, dan di danai oleh Hibah Program kegiatan Pelatihan dan Pendampingan guru SD Inklusif Depok. Ini merupakan hibah dari Bima Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), Direktorat Riset, Teknologi dan Pengabdian kepada Masyarakat.
Kegiatan sosialisasi dihadiri juga oleh Syahril Simamora, SS,MM, Kepala Seksi (Kasi) Kurikulum dan Penilaian Sekolah Dasar Pada Bidang Pembinaan Sekolah Dasar Dinas Pendidikan, 11 Kepala Sekolah dasar negeri Model Inklusif yang terletak di 11 Kecamatan Kota Depok. "Sebanyak 11 SD Model Inklusif adalah SD Rujukan bagi para orangtua memasukkan anak berkebutuhan khusus, dimana SD tersebut memiliki fasilitas dan layanan ABK," ujar Syahril dalam siaran persnya.
Meski tersedia SD model Inklusif sebagai rujukan ABK, namun sekolah sekitarnya juga menerima ABK dan rata-rata Kepala SD Negeri di Depok pada PPDB Tahun 2024, sudah tidak menolak adanya siswa ABK di sekolahnya. Hal ini menurut Syahril sebagai hasil Panjang program edukasi layanan ABK di sekolah kepada para tenaga pendidik di Kota Depok.
"Meski demikian masih banyak yang harus dibenahi dalam penyelenggarannya dan Kerjasama dengan UMJ dapat memberikan manfaat besar bagi kemajuan pendidikan Kota Depok," katanya.
Selanjutnya Ketua Pengabdi Suharsiwi, menjelaskan target yang diharapkan dihasilkan dalam program kegiatan pemberdayaan berbasis masyarakat pertama guru dapat memahami atau mampu menjelaskan karakteristik ABK baik secara fisik, psikis, modalitas belajar, hambatan dan kekuatannya. Kedua, guru dapat memahami adaptasi kurikulum dan dapat menyusunnya untuk program ABK di kelas.
"Guru dapat memahami program stimulasi yang tepat untuk ABK di sekolah. Aspek manajemen dengan capaian peningkatan kemampuan manajemen sekolah dalam mengelola layanan ABK di sekolah; terkait layanan Administrasi, kurikulum, parenting, dokumen pembelajaran dan laporan," kata Suharsiwi.
Suharsiwi juga menjelaskan nama-nama trainer yang akan mengisi kegiatan selama program 4 bulan ke depan, yaitu:
1. Ruwinah Abdul Karim, PhD, Head of Penawar Special Learning Centre and Clinical, Malaysia, yang akan menyampaikan secara teori dan praktek tentang pengenalan karakteristik anak berkebutuhan khusus dan Intervensi dini pada anak berkebutuhan khusus.
2. Leliana Lianty, S.Pd., M.Pd, yang akan menyampaikan teori dan praktek terkait adaptasi kurikulum anak berkebutuhan khusus di Sekolah.
3. Dr. Weny Savitry S. Pandia, M.Si, Psikolog, materi yang disampaikan yaitu: Membangun Komunikasi Positif dengan Orangtua.
4. Dr. Suharsiwi, M.Pd, menyampaikan materi: Manajemen Pendidikan Inklusif.
Kepala Dinas Pendidikan berharap bahwa kegiatan ini dapat berjalan lancar dan Kerjasama dengan UMJ akan dapat terus dijalin.