REPUBLIKA.CO.ID, MOTUEKA -- Glen Malcolm Conning, pria berusia 50 tahun dari Motueka, Selandia Baru, tewas oleh pemberontak separatis Papua. Ia ditembak setelah mendarat di daerah terpencil. Pembunuhan terhadap Conning memicu kesedihan bagi keluarga korban, termasuk sang ayah.
Bill Conning, mengatakan bahwa ia sangat terpukul karena telah kehilangan anak yang baik. Bill Conning, yang juga seorang pilot helikopter telah mengajarkan anaknya cara terbang, Ia pernah bekerja di wilayah Papua sehingga menyadari risiko bertugas di sana.
"Itu penuh bahaya," kata Conning kepada Stuff dilansir dari laman New Zeland Herald, Selasa.
Conning mengatakan bahwa anaknya mungkin sedang mengemudikan misi medis saat terbunuh separatis. "Karena ia tidak akan pergi ke sana... Ia hanya akan pergi jika perusahaan tempatnya bekerja mengatakan bahwa itu aman."
Dalam sebuah pernyataan pada Selasa (6/8), keluarganya mengatakan bahwa Conning adalah suami dan ayah yang paling peduli dan penyayang bagi anak-anak perempuannya. Ia benar-benar dicintai oleh keluarga dan teman-temannya.
"Ketika ia tidak terbang, ia senang menghabiskan waktu bersama keluarga dan teman-temannya, dan berada di alam terbuka," kata keluarga tersebut.
"Hati kami hancur karena kehilangan yang menghancurkan ini. Kami menghargai cinta dan dukungan yang kami terima.”
Seperti dilaporkan media Selandia Baru, New Zeland Herald, pilot itu dikenal sebagai penerbang berpengalaman di Pulau Selatan.
Sepak terjang Conning cukup banyak. Ia merupakan seorang pilot helikopter berpengalaman Pulau Selatan yang membantu memadamkan kebakaran di Christchurch, Port Hills baru-baru ini. Ia bekerja sebagai penerbang untuk perusahaan penerbangan Indonesia, Intan Angkasa Air Service.
Evakuasi jenazah